KBR68H, Jombang – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan dan menghilangkan diskriminasi di tanah air. Hal itu disampaikan SBY saat menghadiri puncak peringatan empat tahun meninggalnya Presiden ke empat tersebut di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. SBY yang hadir bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono turut membacakan Yasin dan Tahlil bersama ribuan peziarah yang hadir. Ia juga mengajak seluruh undangan untuk mengenang dan memberikan kesaksian tentang sosok Gus Dur.
"Saya bisa menceritakan banyak contoh tetapi saya ingin simpulkan saja bahwa dalam diri Gus Dur yang diucapkan, yang dilakukan dan yang diperjuangkan hingga akhir hayatnya adalah ingin bangsa yang majemuk ini betul-betul rukun, damai, penuh dengan toleransi, hormat menghormati satu sama lain. Beliau juga sangat gigih dan bahkan mengawali pada era Kepresidenan beliau untuk menghilangkan diskriminasi."
Malam puncak haul yang dipusatkan di komplek makam Gus Dur dan keluarga ini juga dihadiri jajaran Menteri Kabinet Indonesia bersatu jilid II, Gubernur Jatim Soekarwo bersama Nina Soekarwo dan Wakil Gubernur, Saifullah Yusuf kemarin, Jumat (3/1). Selain itu, hadir pula istri mendiang Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid alias Bu Shinta dan KH Solahuddin Wahid (Gus Sholah), adik kandung almarhum Gus Dur.
Editor: Damar Fery Ardiyan