KBR68H, Jakarta - Kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram dan respon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai merupakan sandiwara politik jelang pemilu 2014.
Pengamat Ekonomi dari Lembaga kajian pembangunan, ekonomi, dan keuangan (Indef) Sugiyono mengatakan, kebijakan kenaikan harga gas dan respon pemerintah dimanfaatkan oleh sejumlah partai berkuasa untuk meraup suara dalam pemilu legislatif mendatang.
"Pemerintah maupun partai politik yang berkuasa, termasuk Partai Demokrat dan partai koalisinya berkepentingan dan memanfaatkan suatu momentum yaitu seolah-olah membela kepentingan rakyat. Skenarionya, kalau ada harga naik, lalu apabila pemerintah berhasil membatalkan atau menegecilkan maka akan ada keuntungan politik terhadap kebijakan itu, mengingat sebentar lagi penyelenggaraan pemilu," ujar Sugiyono dalam Program Sarapan Pagi KBR68H.
Kenaikan harga elpiji 12 kilogram awal tahun ini mengundang polemik di masyarakat. Pasalnya kenaikan harga begitu drastis, dari sebelumnya harga di pengecer berkisar Rp 75 ribu sampai Rp 90 ribu per tabung, saat ini harganya mencapai Rp 122 ribu hingga Rp 140 ribu per tabung.
Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram dengan alasan untuk mengurangi angka kerugian Rp 7,7 triliun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Editor: Doddy Rosadi
Pengamat: Polemik Elpiji, SBY Tengah Bersandiwara Politik
KBR68H, Jakarta - Kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram dan respon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai merupakan sandiwara politik jelang pemilu 2014.

NASIONAL
Senin, 06 Jan 2014 10:16 WIB


elpiji, SBY, sandiwara politik
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai