Bagikan:

Penembakan TKI, KJRI Johor Janji Tak Tinggal Diam

KBR68H,Jakarta - Pemerintah Indonesia belum berencana mengajukan nota protes pascapenembakan tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Penembakan dilakukan polisi Diraja Malaysia pada 11 Januari lalu. Juru bicara Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) d

NASIONAL

Minggu, 19 Jan 2014 21:32 WIB

Penembakan TKI, KJRI Johor Janji Tak Tinggal Diam

TKI, Malaysia, penembakan, Migrant Care

KBR68H,Jakarta - Pemerintah Indonesia belum berencana mengajukan nota protes pascapenembakan tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Penembakan dilakukan polisi Diraja Malaysia pada 11 Januari lalu.

Juru bicara Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) di Johor Baru, Jujur Hutagalung mengatakan, KJRI masih menunggu hasil penyelidikan dari Malaysia terkait indikasi keterlibatan polisi setempat dalam kasus penembakan tersebut.

"Kalau memang ada kesalahan kita nanti juga akan diberi tahu. Tapi laporan awalnya mereka bertiga (TKI) melakukan perampokan di sebuah tempat. Kemudian dilaporkan ke polisi, polisi datang untuk menyergap. Tapi mereka menembak polisi duluan sehingga polisi membalas," kata Jujur Hutagalung saat dihubungi KBR68H.

Juru bicara KJRI di Johor Baru, Jujur Hutagalung menambahkan, institusinya berharap hasil penyelidikan dapat keluar secepat mungkin. Bila ada indikasi pelanggaran HAM, Jujur menyatakan akan membela hak-hak TKI tersebut.

Pada 11 Januari lalu tiga TKI ditembak mati polisi Diraja Malaysia. Tiga orang itu atas nama Wahab, Sudarsono, dan Gusti Randa. Mereka berasal Nusa Tenggara Barat.

Direktur Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan, pemerintah harus mengirimkan nota protes diplomatik karena alasan penembakan tidak jelas. Selain itu, sejak 2007 sudah ada sekitar 164 TKI yang ditembak mati oleh polisi diraja Malaysia dengan alasan yang tidak jelas.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending