KBR68H, Jakarta - Penggunaan gambar sebagai peringatan bahaya ekstrem rokok di kemasan dinilai tidak bakal efektif mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Peneliti Lembaga Demografi Universitas Indonesia Abdillah Akhsan mengatakan, seharusnya penggunaan peringatan bergambar seram tersebut diikuti dengan mahalnya harga rokok. Selain itu diikuti pula dengan pelarangan total iklan rokok dan kenaikan cukai rokok.
"Kalau harga rokok sekarang ini masih murah. Kalau Rp 1.000 anak TK dan SD pun bisa membelinya. Jadi paling efektif adalah menaikkan harga. Kami pernah melakukan penelitian pada perokok di lima kota. Itu mereka baru mengurangi konsumsinya kalau harga rokok Rp 5 ribu per bungkus. Karena mereka membandingkan harga dengan pendapatan harian mereka yang hanya Rp 80 ribu hingga Rp 90 per hari. Tukang-tukang itu pendapatannya seperti itu," ujar Abdillah di Jakarta, Kamis (2/1).
Peneliti Lembaga Demokrafi Indonesia Abdillah Akhsan. Sebelumnya, peraturan pemasangan "gambar menyeramkan" di kemasan rokok akan resmi berlaku Juni mendatang. Lima gambar yang wajib di pasang pada bungkus rokok di antaranya gambar paru-paru bolong, mulut dengan bibir pecah dan menghitam, serta leher yang benjol dan mulai bolong.
Aturan tersebut diterapkan menyusul ditandatanganinya Peraturan Pemerintah (PP) tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.
Editor: Doddy Rosadi
Naikkan Harga Rokok dan Larang Iklan Rokok!
KBR68H, Jakarta - Penggunaan gambar sebagai peringatan bahaya ekstrem rokok di kemasan dinilai tidak bakal efektif mengurangi jumlah perokok di Indonesia.

NASIONAL
Kamis, 02 Jan 2014 10:57 WIB


harga rokok, iklan rokok, gambar dampak rokok
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai