KBR68H, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengakui berbagai dugaan kasus korupsi yang menyeret kader partainya mengganggu persiapan Demokrat menghadapi Pemilu 2014.
Marzuki Alie mengatakan ia kebanjiran pesan pendek SMS dari kader Demokrat di daerah. SMS dari para kader itu berisi ungkapan kemarahan dan kekecewaan atas berbagai kasus korupsi yang membelit sejumlah elit partai. Marzuki Alie juga mengatakan partai tidak akan membela kader yang terbelit kasus korupsi.
"Pasti mengganggu. Kader di bawah itu resah. Mereka sudah berjuang, meyakinkan kepada masyarakat tentang apa yang sudah dikerjakan Pak SBY. Partai penguasa itu harus bersih, yang dicontoh jadi teladan. Baru rakyat itu puas. Karena kalau ada satu itu cacat, partai penguasa pasti dihabisi. Apalagi ini ada beberapa orang. Partai penguasa harus jadi contoh teladan. Itu yang dikehendaki rakyat terhadap partai penguasa. Faktanya, kita tidak mampu memahami keinginan rakyat itu," kata Marzuki Alie ketika dihubungi KBR68H.
Marzuki Alie mengatakan SMS berisi keresahan dan kekecewaan kader itu banyak berdatangan setelah tiga petinggi Partai Demokrat kembali disebut terlibat kasus suap di SKK Migas.
Tiga petinggi partai itu adalah Jero Wacik, Sutan Bhatoegana dan Tri Yulianto. Nama tiga kader partai itu tersangkut setelah KPK menetapkan bekas Sekjen Kementerian ESDM Waryono Karyo sebagai tersangka kasus suap proyek di SKK Migas. KPK menyita uang lebih dari Rp2 miliar dalam bentuk mata uang asing di ruang kerja Waryono.
Kasus itu lebih dulu menyeret bekas Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini pada saat menjabat Ketua SKK Migas. Kesaksian di pengadilan menyebutkan Jero Wacik mengetahui kasus suap tersebut. Sedangkan Sutan Bhatoegana dan Tri Yulianto disebut sebagai anggota DPR yang menerima tunjangan hari raya dari Rudi Rubiandini.
Editor: Antonius Eko