KBR68H, Jakarta - Pengamat teroris Taufik Andrie meminta tim antiteror Densus 88 meminimalisir penangkapan teroris hingga menyebabkan kematian. Kasus terakhir terjadi pada keenam teroris Tangerang Selatan yang ditembak mati Densus. Dia menyatakan, selain kerugian tidak mendapatkan informasi, penyergapan yang menyebabkan kematian juga dapat menumbuhkan semangat balas dendam para teroris.
“Artinya sebisa mungkin dihindari. Tapi memang itu kompleksitas teknis ya. Kita tidak tahu operasi di lapangan sulitnya seperti apa. Tetapi ada kesabaran, ada perubahan metode, ada ketaatan terhadap prosedur yang cermat, mungkin hal itu (penyergapan teroris hingga tewas-red) bisa dihindari. Karena kalau kita pahami, teroris ini kan bukan kelompok yang punya jutaan amunisi. Jika ditunggu satu dua hari, mereka bisa saja kelaparan atau kehabisan peluru. Artinya ditunggu sampai kondisi terlemah, lalu bisa ditangkap hidup-hidup maksud saya,” ujarnya.
Dalam operasi penggrebekan teroris di Ciputat Tangerang Selatan, tim Densus menembak mati enam orang. Mereka diduga merencanakan pengeboman di sejumlah tempat di Jakarta dan puluhan vihara. Mereka juga yang terindikasi melakukan penambakan terhadap sejumlah anggota kepolisian beberapa waktu lalu.
Editor: Doddy Rosadi
Kurangi Penembakan Mati Terduga Teroris
KBR68H, Jakarta - Pengamat teroris Taufik Andrie meminta tim antiteror Densus 88 meminimalisir penangkapan teroris hingga menyebabkan kematian.

NASIONAL
Jumat, 03 Jan 2014 07:43 WIB


penembakan mati, teroris, kurangi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai