Bagikan:

Harga Acuan Daging Naik, Pedagang Curigai Kongkalikong Pemerintah-Importir

Asosiasi Pedagang Daging Indonesia mencurigai adanya kongkalikong pemerintah dengan pengusaha dalam penetapan jatah impor daging sapi bulan Januari-Maret tahun ini. Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi mengatakan, kenaikan harga acuan pemerin

NASIONAL

Sabtu, 18 Jan 2014 22:55 WIB

Daging sapi, harga acuan, impor daging, kongkalikong

KBR68H, Jakarta - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia mencurigai adanya kongkalikong pemerintah dengan pengusaha dalam penetapan jatah impor daging sapi bulan Januari-Maret tahun ini.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi mengatakan, kenaikan harga acuan pemerintah jauh menggelembungkan untung swasta. Padahal, pemerintah bisa menunjuk perusahaan negara untuk mengimpor tanpa menaikan harga acuan.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mengeluarkan izin kuota impor sapi sebanyak 150 ekor sepanjang Januari-Maret dengan menaikkan harga acuan Rp 91.200/kg.

"Jika Anda memang tidak mampu, serahkan (impor) itu pada pemerintah. Tunjuk itu PT Bulog, Berdikari, RNI sebagai importir dari dalam negeri yang dimiliki oleh BUMN, bukan para swasta. Ini pemerintah malah mengubah harga acuan dari Rp 76 ribu/kg naik 20 persen menjadi Rp 91.200/kg, mereka (importir) pasti senang," ujar Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi ketika dihubungi KBR68H, Sabtu (18/01)

"Timbul pertanyaan, kenapa pemerintah begitu mudah dipengaruhi pengusaha besar itu? Apakah ada kaitannya dengan tahun politik 2014?," tambah Asnawi.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi menambahkan, kenaikan harga daging sapi mengakibatkan pedagang sapi eceran mesti gulung tikar. Sebab, permintaan masyarakat semakin menurun.

Kementerian Perdagangan mengeluarkan jatah impor lebih 150 ribu sapi untuk bulan Januari-Maret. Pemerintah beralasan, kenaikan harga acuan merupakan akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan naiknya harga daging sapi.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending