KBR68H, Jakarta - Kalangan kritikus sastra mempertanyakan penjurian buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh terbitan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin.
Kritikus Sastra Katrin Bandel mengatakan, delapan juri yang memilih 33 sastrawan itu tidak memiliki kompetensi sebagai kritikus sastra. Akibatnya, ia meragukan pertanggungjawaban akademis pemilihan 33 nama sastrawan tersebut.
"Sering sekali sastrawan merangkap kritikus. Biasanya sekedar kegiatan tambahan dan tidak mendalami benar-benar secara akademis bagaimana cara melakukan kritik sastra dan mempelajari teori kritik sastra dan sebagainya. Selain itu sebagai sastrawan yang terlibat dalam sastra di Indonesia mereka memiliki kepentingan kelompok tersendiri," jelas Katrin.
Sebelumnya, buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh terbitan Pusat Dokumentasi Sastra HB.Jassin menuai banyak kritikan. Di antaranya adalah masuknya nama konsultan politik Denny JA sebagai sastrawan berpengaruh. Padahal, ia baru menerbitkan satu karya sastra pada tahun 2012.
Editor: Pebriansyah Ariefana