Bagikan:

Pemeriksaan Saksi Kasus Emir Moeis, KPK Terhalang Izin FBI

NASIONAL

Jumat, 25 Jan 2013 11:45 WIB

Pemeriksaan Saksi Kasus Emir Moeis, KPK Terhalang Izin FBI

KPK, Emir Moeis, Suap

KBR68H, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku kesulitan mengusut korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Tarahan Lampung dengan tersangka anggota DPR, Emir Moeis.


Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, kendala itu terkait pemeriksaan saksi di PT Alstom International yang tinggal di Amerika Serikat.


Abraham Samad mengatakan untuk bisa memeriksa saksi di Amerika, KPK harus mengantongi izin dari pihak berwenang Amerika, seperti surat Badan Keamanan Dalam Negeri Amerika, FBI.


"Pertama, hambatannya adalah jarak. Kedua, harus ada diplomasi. Harus ada hubungan bilateral yang dibangun. Ketiga, harus ada kesepahaman untuk melihat permasalahan hukum itu. Misalnya ada keterangan yang kita harus dapatkan dari sana, kita kan harus kirim penyidik dari sini. Itu butuh waktu, butuh komunikasi dulu dengan pihak di sana untuk bisa menyiapkan waktu,” kata Abraham Samad di Kantor KPK hari ini.


Pada Juli tahun lalu KPK resmi menetapkan anggota Komisi Keuangan DPR, Emir Moeis sebagai tersangka kasus suap proyek PLTU Tarahan, Lampung.


Kasus yang terjadi pada 2004 itu melibatkan sejumlah pihak asing yang diduga menyuap Emir Moeis. Politisi dari PDI Perjuangan itu diduga menerima suap Rp2,9 miliar dari PT. Alstom Indonesia.


Hingga saat ini, KPK belum memeriksa, apalagi menahan Emir. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending