Bagikan:

Dugaan Terorisme, Polisi Telusuri Barang Bukti Kasus Penculikan Anak

Kepolisian Jakarta mengklaim sedang menelusuri barang bukti yang ditemukan dalam penangkapan penculik yang mengarah pada tindak pidana terorisme. Juru bicara kepolisian Jakarta Rikwanto mengatakan, untuk itu pihaknya berkoordinasi dengan Densus 88 Mabes

NASIONAL

Minggu, 27 Jan 2013 19:07 WIB

Author

Bambang Hari

Dugaan Terorisme, Polisi Telusuri Barang Bukti Kasus Penculikan Anak

Dugaan Terorisme, Penculikan Anak

KBR68H, Jakarta - Kepolisian Jakarta mengklaim sedang menelusuri barang bukti yang ditemukan dalam penangkapan penculik yang mengarah pada tindak pidana terorisme.

Juru bicara kepolisian Jakarta Rikwanto mengatakan, untuk itu pihaknya berkoordinasi dengan Densus 88 Mabes Polri terkait dugaan itu dalam kasus penculikan anak Pengusaha Muzdallifah-Nassar. Menurut Rikwanto, pihaknya menemukan barang bukti yang tak lazim untuk kasus penculikan murni.

"Kemudian kita koordinasi dengan Densus 88 untuk menindaklanjuti temuan-temuan ini. Barangkali atau diduga mereka mengetahui ini terkait dengan gerakan-gerakan tertentu terkait dengan terorisme. Namun prosesnya masih menunggu pendalaman. Karena kalau melihat temuan barang buktinya itu memang mencurigakan. Kalau memang penculikan murni, tidak perlu ada barang-barang itu di rumahnya," kata Rikwanto saat dihubungi via telepon.

Juru bicara Kepolisian Jakarta Rikwanto menambahkan, jumlah permintaan uang tebusan senilai Rp 4 miliar juga dinilai janggal.

Sebelumnya Kepolisian Jakarta terus mengembangkan kemungkinan keterkaitan kasus penculikan anak Nassar-Musdalifah dengan perkara terorisme. Kesimpulan itu didapat setelah polisi menemukan sejumlah barang bukti yang mengarah pada aksi terorisme di tempat penculik. Barang bukti yang ditemukan antara lain; laptop berisi cara membuat bom, belasan KTP yang diduga palsu, buku-buku agama bertema jihad, serta senjata api jenis revolver.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending