Neraca perdagangan Indonesia defisit hingga USD 2 miliar atau sekira Rp 19 triliun lebih. Ini merupakan defisit terbesar dalam 50 tahun terakhir.
Defisit neraca pembayaran ini disebabkan meningkatnya impor bahan bakar minyak. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi di dalam negeri meningkat.
“Kumulatif sampai akhir November kan 1, 3 miliar. Tapi itu lebih karena defisit migas. Secara kumulatif 11 bulan yang pertama itu 4,8 miliar dolar. Tapi kalo yang non migas surplus 3,5 miliar dolar. Jadi tinggal nanti Desember aja gimana. Kalau defisit lagi, secara total ya bisa mungkin 2 miliar dolar,” kata Gita.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menambahkan, Pemerintah berencana menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi defisit neraca perdagangan.
Sebelumnya, dalam 11 bulan pertama, perdagangan migas Indonesia defisit hingga US$ 4,8 miliar ( Rp 46 triliun lebih ). Sedangkan sektor nonmigas mengalami surplus US$ 3,5 miliar ( Rp 34 triliun lebih). Hal ini menimbulkan defisit neraca perdagangan sebesar US$1,33 miliar (Rp 12 triliun lebih ).
Defisit Neraca Perdagangan 2012 Capai Rp 19 Triliun
Neraca perdagangan Indonesia defisit hingga USD 2 miliar atau sekira Rp 19 triliun lebih. Ini merupakan defisit terbesar dalam 50 tahun terakhir.

NASIONAL
Kamis, 10 Jan 2013 16:34 WIB


neraca perdagangan, indoneisia, defisit
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai