Bagikan:

BNPB: Teknis Modifikasi Cuaca Masih Dikaji

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) masih mengkaji teknis modifikasi cuaca. Teknik modifikasi cuaca ini menyusul prediksi adanya peningkatan curah hujan di Jakarta dan sekitarnya pada Januari-Fe

NASIONAL

Jumat, 18 Jan 2013 20:20 WIB

BNPB, Modifikasi Cuaca

KBR68H, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) masih mengkaji teknis modifikasi cuaca. Teknik modifikasi cuaca ini menyusul prediksi adanya peningkatan curah hujan di Jakarta dan sekitarnya pada Januari-Februari 2013.

Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, teknis yang digunakan untuk memecah hujan masih belum bisa dioperasikan. Sebab selama ini awan yang menyebabkan banjir di Jakarta terjadi pada malam hari.

"Memang dalam pelaksanaan lapangan cukup sulit. Pertama, kalau mau kita jatuhkan ke wilayah Banten, wilayah Banten aja sudah kebanjiran. Kalau kita jatuhkan ke wilayah hulu, Sukabumi, hampir setiap minggu longsor, Bogor juga begitu. Satu-satunya memang jatuhnya ke laut. Tetapi yang jadi masalah umumnya, awannya yang menyebabkan banjir di Jakarta sebagian besar terjadi pada malam hari. Kita lihat banjir pada 2007, 2002 tahun 1996 itu umumnya terjadi pada weekend," jelas Sutopo Purwo Nugroho.

Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, untuk memecah hujan di Jakarta diperlukan pesawat sebagai wahana operasional. Sedangkan lalu lintas udara pada malam hari dipadati oleh penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta.

Sebelumnya BNPB mengusulkan untuk memasang radar yang dapat mengendus adanya potensi hujan di Jakarta, untuk mengurangi tingginya curah hujan yang dapat menyebabkan banjir. Nantinya setelah terendus, BPPT akan segera melakukan kegiatan pemecahan awan hujan.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending