Beberapa daerah saat ini sudah memasuki musim penghujan, yang diprediksi akan berlangsung selama 6 bulan. Musim penghujan tahun ini terjadi karena adanya angin Lanina dengan curah hujan cukup tinggi yakni 40% lebih besar dan berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan para pengungsi yang terdampak bencana di berbagai daerah agar menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Terdapat potensi besar lokasi pengungsian menjadi klaster baru apabila tidak diantisipasi sejak sekarang. Langkah yang paling tepat mencegahnya dengan kedisiplinan para pengungsi mematuhi protokol kesehatan dengan ketat.
Wiku mengingatkan untuk disiplin menerapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Selain itu kebersihan lokasi pengungsian dapat dijaga agar dapat melindungi para pengungsi dari penyakit-penyakit lainnya. Pemda dalam hal ini juga diminta memetakan dan merencanakan dengan baik terkait penyediaan dan kelayakan fasilitas pengungsian sebagai langkah antisipatif.
"Langkah promotif dan preventif dalam mencegah penyebaran Covid-19 yang diwujudkan dengan protokol kesehatan merupakan hal yang utama dan harus dilakukan setiap individu (pengungsi)," imbau Wiku.
Langkah itu menurutnya lebih baik dibandingkan melakukan langkah kuratif. Bagi masyarakat yang tetap ingin melaksanakan haknya sebagaimana diatur undang-undang agar tetap menjaga protokol kesehatan dan mempertimbangkan risiko penularan yang ditimbulkan ketika terjadi kerumunan orang.
"Dengan melakukan pencegahan terhadap Covid-19, masyarakat telah membantu dan berkontribusi terhadap upaya pemerintah menekan angka kasus positif," Wiku berpesan.
(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun)