KBR68H, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan meminta penjelasan pemerintah Australia tentang pernyataan Tony Abbott di radio FairFax. Dalam pernyataan itu, Perdana Menteri dari Partai Liberal itu menyatakan tidak berkomitmen menghentikan aksi mata-mata terhadap Indonesia. Staf Khusus Presiden bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, penjelasan itu akan menjadi dasar evaluasi untuk menentukan hubungan diplomasi kedua negara.
"Biarkan proses dialog berjalan karena masih cukup panjang sebenarnya kita berbicara mengenai 6 tahapan harmonisasi hubungan Indonesia-Australia. Dalam keadaan seperti ini, semua statemen akan kita cermati dan dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya atau dalam komunikasi lebih lanjut dua menlu bisa dimintakan klarifikasi apa yang dimaksud dalam statemen-statemen tersebut. Kita akan terus mengevaluasi dan mencermati nuansa dari suatu statemen," ujar Staf Khusus Presiden bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah ketika dihubungi KBR68H, Minggu (08/12).
Staf Khusus Presiden bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah menekankan, Indonesia tidak tegersa-gesa untuk membawa hubungan kedua negara seperti semula. Menurutnya, pemerintah Australia mesti menunjukan komitmen serius untuk tidak lagi mengulangi aksi penyadapan. Hubungan kedua negara tegang sejak Australia diketahui melakukan penyadapan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan lingkaran dekatnya. Di antaranya adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Editor: Doddy Rosadi
Indonesia Minta Penjelasan Australia
KBR68H, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan meminta penjelasan pemerintah Australia tentang pernyataan Tony Abbott di radio FairFax.

INTERNASIONAL
Minggu, 08 Des 2013 21:54 WIB


australia, abott, penyadapan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai