Bagikan:

Pesan Toleransi lewat Shalat Jumat di Katedral Washington

Untuk menentang penggunaan agama untuk kebencian.

INTERNASIONAL

Sabtu, 15 Nov 2014 18:28 WIB

Pesan Toleransi lewat Shalat Jumat di Katedral Washington

toleransi, shalat jumat di gereja washington

Shalat Jumat perdana itu berlangsung sudah Jumat (14/11/2014) waktu setempat di Katedral Nasional Washington, salah satu gereja terkenal di Amerika Serikat. 


Di dalam gereja, karpet sajadah dibentangkan secara diagonal supaya jemaah bisa menghadap kiblat tanpa melihat salib atau simbol-simbol Kristen. Pendeta Gina Campbell menyambut para jamaah, menyatakan Katedral Nasional Washington adalah “tempat ibadah bagi semua orang.”


Shalat Jumat ini diharapkan bisa menebarkan pesan perdamaian dan menentang penggunaan agama yang ekstrim untuk membenarkan kebencian dan perselisihan. Agenda shalat Jumat sempat terganggau dengan adanya protes anti-Islam yang dilakukan oleh seorang pendemo, namun shalat terus berlangsung. 


Dalam khutbahnya, Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika yang seorang Muslim, Ebrahim Rasool memuji kebebasan beragama di AS dan mengecam ekstremisme, secara khusus menyinggung militan Muslim yang telah membantai warga Kristen di Timur Tengah. 


“Kelompok militan Muslim menjajah tanah, memenggal jurnalis, mengeksekusi warga sipil dan menyatakan perang terhadap siapa pun yang berbeda dari mereka,” kata Ebrahim Rasool. 


Gagasan menggelar shalat Jumat di dalam gereja ini diprakarsai oleh pendeta Campbell dan Duta Besar Rasool, ketika mereka mengadakan layanan peringatan antar agama bagi almarhum Nelson Mandela tahun lalu. Ini menjadi simbol bagi tiga juta Muslim di AS agar merasa diterima di negara yang mayoritas Kristen, serta bagi Muslim di negara-negara dimana mereka mayoritas, untuk menunjukkan kebaikan bagi pemeluk agama minoritas.


Katedral Nasional Washington bukanlah gereja resmi pemerintah AS. Namun Gereja Episkopal itu memiliki nilai simbolis yang penting dan sering menjadi tempat acara-acara resmi, seperti pelantikan dan persemayaman presiden. 


(Sumber: VOA, Reuters) 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending