Bagikan:

Mauritania Tertinggi dalam Perbudakan Dunia

Mauritania masih berada di posisi teratas pada Indeks Perbudakan Dunia (GSI) 2014. Negara tersebut mempunyai tingkat prevalensi tertinggi, 4 persen dari jumlah penduduknya yang menjadi korban perbudakan modern.

INTERNASIONAL

Selasa, 18 Nov 2014 14:46 WIB

Author

Nur Azizah

Mauritania Tertinggi dalam Perbudakan Dunia

mauritania, budak

KBR, Jakarta - Mauritania masih berada di posisi teratas pada Indeks Perbudakan Dunia (GSI) 2014. Negara tersebut mempunyai tingkat prevalensi tertinggi, 4 persen dari jumlah penduduknya yang menjadi korban perbudakan modern. 


Salah satu penulis laporan Indeks Perbudakan Dunia (GSi) 2014 dari Walk Free Foundation Katrine Bryan mengatakan, Mauritania menjadi negara tertinggi dari 167 negara yang dicakup dalam penelitian GSI.


"Menurut laporan kami tahun ini ada sekitar 35,8 juta individu atau manusia yang mengalami perbudakan. Negara yang menduduki peringkat tertinggi masih sama seperti tahun lalu yaitu Mauritania,” kata Katrine dalam Konferensi Pers Indeks Perbudakan Dunia (GSI) 2014 di Jakarta, Selasa (18/11).


“Negara negara yang tertinggi peringkatnya termasuk Uzbekistan dan Qatar, Kongo, Sudan Afrika Tengah dan Suriah. Mayoritas dari 35,8 juta orang itu tadi ada di Asia. Di India diperkirakan ada sekitar 14,2 juta orang. Di Indonesia diperkirakan ada sekitar 714 ribu orang.” 


Katrine menambahkan, jumlah korban perbudakan di Asia bahkan mencapai 23,5 juta orang, dua pertiga dari jumlah di dunia. 


Ini merupakan laporan kedua yang dirilis Yayasan Walk Free dengan melakukan tujuh survei nasional melalui wawancara dengan korban maupun keluarga korban. 


Indeks Perbudakan Dunia ini dibuat setelah berkonsultasi dengan dewan pakar internasional dari sejumlah organisasi internasional dan akademis. Indeks GSI juga didukung perorangan, di antaranya bekas Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, bekas Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Gordon Brown, dan bekas Perdana Menteri Australia Julia Gillard, dan sejumlah pengusaha.


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending