Bagikan:

Petani Afghanistan Mulai Menanam Opium

KBR68H, Washington - Untuk menjamin kehidupan mereka di masa depan yang tak menentu setelah pasukan internasional meninggalkan negara itu pada akhir tahun 2014, semakin banyak petani Afghanistan yang menanam opium, atau candu.

INTERNASIONAL

Kamis, 14 Nov 2013 07:41 WIB

Author

Tony Hotland

Petani Afghanistan Mulai Menanam Opium

petani, afghanistan, opium

KBR68H, Washington - Untuk menjamin kehidupan mereka di masa depan yang tak menentu setelah pasukan internasional meninggalkan negara itu pada akhir tahun 2014, semakin banyak petani Afghanistan yang menanam opium, atau candu. 
Menurut kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) budidaya tanaman candu di Afghanistan mencapai rekor 36 persen tahun ini.

Perwakilan UNODC untuk Wilayah Afghanistan, Jean-Luc Lemahieu mengatakan terdapat kemajuan dalam banyak mekanisme pengendalian obat, tapi tingkat ketagihan obat meningkat dan budidaya tanaman candu terus naik.

“Permasalahan candu di Afghanistan seperti virus, menggerogoti tubuh dan menunjukkan ketahanan pemerintah yang sangat rendah,”ujar Jean Luc Lemahieu.

Menteri pemberantasan narkotika sementara Afghanistan, Deen Mohammad Mubarez Rashidi, mengatakan sebagian besar pertanian candu terdapat di lingkar selatan dan barat Afghanistan, di mana Taliban punya kekuatan besar.

“Dia mengatakan, angka-angka statistik mengenai candu memang kabar buruk, tapi itu tidak akan mengalihkan pemerintah dari usahanya menumpas perdagangan gelap.  Menurutnya meningkatnya jumlah tanaman itu adalah karena factor-faktor tertentu, terutama karena kurangnya keamanan di provinsi-provinsi dimana terdapat banyak ladang-ladang candu,”jelasnya.

Lemahieu mengatakan Afghanistan harus membuat pemberantasan narkotika sebagai prioritas nasional, bukan hanya sebagai bagian dari kebijakan nasional.

Kita perlu menjalankan pendekatan terpadu.  Seorang petani mengambil keputusan berdasarkan serangkaian faktor: kebutuhan keluarga besarnya, pendapatan di luar pertanian, akses ke pasar, kekebalan hukum yang ada, insentif yang disediakan untuk menanam gandum, delima, apa pun, dan juga candu,”katanya.
 
Karena Afghanistan menghadapi masa transisi yang sulit setelah penarikan pasukan internasional pada tahun 2014, Lemahieu menyerukan masyarakat internasional dan regional untuk terus mendukung pembangunan negara itu.

“Apakah negara ini akan dijalankan sebagai perekonomian yang ilegal? Atau negara ini didukung oleh perekonomian yang berdasarkan hukum seperti yang kita semua inginkan?  Kita seharusnya tidak meninggalkan Afghanistan sendirian melakukan hal itu,”ujarnya.

Para pengedar narkoba menghasilkan keuntungan global sebesar $ 68 milyar dari penjualan candu Afghanistan. Sembilan puluh persen dari keuntungan-keuntungan itu diperoleh di luar Afghanistan, kata Lemahieu. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending