KBR68H, Warsawa Polandia- Komitmen sejumlah negara-negara maju untuk menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca dalam negosiasi konferensi iklim di Warsawa Polandia kian surut.
Wakil Ketua Delegasi Indonesia, Agus Purnomo mengatakan, perundingan mengenai nasib Bumi semakin sulit dicapai setelah Jepang mengoreksi target penurunan emisi gas rumah kacanya dari 25 persen menjadi hanya lima persen pada 2025 mendatang. Sementara negara maju lain seperti Australia, telah mengubah kebijakan perubahan iklimnya setelah Perdana Menteri Tonny Abbot menang Pemilu.
Menurut Agus, keputusan Jepang memangkas target pengurangan emisi bisa dijadikan alasan negara itu untuk mengurangi laju investasi hijaunya di Indonesia.
"Komitmen bigbang tak akan dikeluarkan pada 2015, tak pernah mereka dalam sejarah UNFCCC membuat komitmen di awal kecuali Uni Eropa. Mereka yang lain dipaksa-paksa saat perpanjangan waktu baru mau. Apa yang akan di sini menyiapkan building bloknya," jelas Agus Purnomo di sela-sela negosiasi perubahan iklim di Warsawa Polandia.
Wakil Ketua Delegasi Indonesia Agus Purnomo menambahkan, Indonesia tetap akan mengupayakan agar konferensi perubahan iklim di Warsawa Polandia bisa menghasilkan komitmen target pengurangan laju pencemaran udara secara tertulis.
Sementara itu, sikap negara-negara dunia terkait target pengurangan dampak perubahan iklim masih belum jelas. Padahal Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) dan Badan Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan kalau bencana iklim akan sering terjadi jika negara-negara dunia tidak menyiapkan kebijakan dan melaksanakan upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Diharapkan, negara-negara bisa menyepakati komitmen target pengurangan emisi gas rumah kaca pada Konferensi Iklim di Paris, Prancis.
Editor: Antonius Eko