KBR68H - Memburuknya hubungan diplomatik Indonesia dan Australia diyakini akan berdampak pada perekonomian negara Kanguru tersebut. Ekonom dari sekolah bisnis Australia Tim Harcourt mengatakan, kerjasama perdagangan Australia dengan Indonesia bernilai lebih dari Rp162 triliun di bidang barang dan jasa.
Beberapa perdagangan komoditas diantaranya kapal, daging sapi dan pariwisata yang menjadikan Bali masih sebagai tujuan andalan wisata warga Australia. Indonesia bahkan satu dari 12 mitra dagang Australia di berbagai sektor.
Ekonom Tim Harcourt mengatakan, kinerja kuat antara Australia dengan Indonesia ada di agribisnis, infrastruktur, konstruksi, jasa pendidikan profesional, bank Commonwealth, Leighton dan sektor lain.
Lebih dari 2.500 perusahaan Australia bahkan melakukan ekspor ke Indonesia. Sekitar 150 diantaranya bahkan berbasis di Indonesia. Tim mengingatkan, jika hubungan Indonesia Australia rusak maka akan mengganggu sektor ekspor yang memberikan keuntungan 60 persen dibanding negara lain.
Kasus itu pertama kali diungkap harian The Guardian Australia dan media penyiaran ABC.
Dua media itu menyebutkan telepon selular Presiden SBY disadap selama setengah bulan di tahun 2009. Informasi itu berdasarkan data rahasia Amerika Serikat yang dibeberkan Edward Snowden. Selain SBY, telepon selular istrinya Ani Yudhoyono dan para pejabat negara lainnya juga turut disadap. Penyadapan terjadi di masa pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd.
Sementara itu, media Sydney Morning Herald melaporkan, kedutaan besar Australia juga membantu menyadap telepon dan pertukaran data di berbagai wilayah di Asia.
Pemerintah Indonesia mendesak Australia minta maaf dan memberi penjelasan resmi seputar kasus penyadapan itu. Sejauh ini Perdana Menteri Tony Abbot belum memberikan penjelasan resmi kepada Indonesia. (News.com.au)
Editor: Agus Lukman