KBR68H - Setelah berhasil mengumpulkan 26 ribu “like” dalam waktu beberapa minggu, halaman Facebook “Singapore Hijab Movement” tiba-tiba menghilang. Hingga detik ini, alasan hilangnya grup ini masih belum diketahui.
 
Sebelumnya, grup tersebut meminta Pemerintah Singapura mencabut larangan berhijab untuk wanita yang bekerja di organisasi publik.
 
Dari banyaknya ”like”?yang diperoleh dari tiap orang yang membahas masalah tersebut, terlihat bahwa masyarakat tertarik dengan isu yang sedang melanda wanita berhijab di Singapura ini. Dan ini juga membuktikan bahwa masih banyak dukungan yang mengalir untuk aksi perlawanan terhadap larangan berhijab ini.
 
Sejauh ini, pemerintah Singapura belum memberikan informasi apapun terkait dengan masalah ini.
 
Wakil Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean mengatakan, ”Pemerintah harus memelihara keharmonisan sosial terlepas dari pandangan masyarakat.”
 
Perdebatan ini sudah terjadi selama beberapa minggu. Di Bulan September lalu, dalam sebuah forum, seorang anggota menanyakan alasan pelarangan penggunaan hijab pada perawat di Singapura.
 
Hal tersebut juga berlaku bagi wanita Muslim yang bekerja di kepolisian dan angkatan bersenjata. Padahal para pria diizinkan memakai turban saat bekerja. Hal inilah yang mengundang perdebatan dan memunculkan aksi protes dalam grup tersebut
 
”Hijab atau selendang yan menutupi kepala memang sangat bermasalah bagi beberapa pekerjaan,” kata Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura, Yaacob Ibrahim, menanggapi aksi ini.
 
Ia juga meminta masyarakat melayu-muslim yang mewakili 15 persen masyarakat Singapura, untuk bersabar menghadapi situasi yang dilematis ini.

Editor: Anto Sidharta