Laporan yang dikeluarkan Union of Concerned Scientists (UCS) berdasarkan hasil dari tiga tahun penelitian yang dilakukan tim itu. Menurut UCS, Penilaian sistematis ini menyangkut bahwa sumber air tawar digunakan secara besar untuk system pendinginan bagi pembangkit listrik sehingga menyedot untuk keperluan lainnya.
Menurut pemimpin peneliti Kristen Averyt, dari Western University di Boulder Colorado dalam laporan itu mengatakan,"Analisis kami menunjukkan bahwa batubara dan pembangkit nuklir menekan daerah aliaran sungai DAS di wilayah tenggara, termasuk Sungai Emory di Tennessee yang menggunakan sejumlah besar air lokal untuk tujuan pendinginan.
Averyt juga mengatakan, di daerah kering, banyak pembangkit listrik telah meminimalkan penggunaan air. Kami menemukan indikator masalah potensial di mana wilayah seperti Tenggara yang kaya dengan air seperti Sungai Seneca di South Carolina dan di North Carolina mulai berkurang airnya."
Dengan memperhatikan konsekuensi-konsekuensi nyata, orang mau tidak mau harus dampaknya. "Sangat penting bagi publik untuk tahu bahwa karena banyak tanaman tergantung pada banyak air dan ada resiko nyata bahwa air juga digunakan dalam jumlah cukup besar untuk pembangkit listrik sehingga bisakah kita mengurangi produksi listrik?" ujar Averyt.
Averyt mencontohkan di Texas, di mana kekeringan belum pernah terjadi sebelumnya telah menyebabkan sebuah situasi yang mengerikan dan operator dari pembangkit listrik telah terancam harus mengurangi operasi atau bahkan mematikan jika tingkat air terus menurun.
Sumber : treehugger.com