Bagikan:

Bekas Bungker Nazi Dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Sebuah bungker bekas Nazi yang terletak di distrik Wilhelmsburg Hamburg, Jerman diubah menjadi pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Eropa. Dari bungker itu dapat dipasok listrik ke 3.000 rumah untuk berbagai hal dan dapat memotong 6600 ton CO2 per

INTERNASIONAL

Rabu, 21 Nov 2012 08:21 WIB

Pada 2012 nanti, akan dibangun sembilan struktur yang disebut Flaktrme dapat menghasilkan tenaga listrik yang cukup besar. Seperti bagian atap dari penampang fotovoltaiknya menghasilkan 110 kWh ditambah 0,6 GWh pada bagian samping selatan. Lalu gabungan chip kayu menghasilkan 10,5 GWh. Sehingga bisa menjalankan sebuah pabrik biogas dengan fasilitas GWh 3,7. Belum lagi limbah panas yang dihasilkan dapat disalurkan untuk sedikitnya 80 rumah di sekitar area bungker.

Pada 1947, tentara Inggris pernah meledakkan bungker itu namun hanya sedikit yang hancur karena kuatnya bangunan tersebut. Dirancang oleh arsitek Friedrich Tamms pada tahun 1942, bungker itu memang bukan untuk pembangkit listrik, namun karena kokohnya dan bisa juga dibuat untuk hal lainnya, bangunan itu kini memilki sejarah dan sekaligus dijadikan kafe, teras panorama dan sebuah museum.

Bungker itu dibangun atas perintah Hitler setelah serangan dari Royal Air Force di Berlin. Delapan kompleks bungker dibangun, yaitu di Berlin, Wina dan di Hamburg. Struktur permukaan tidak hanya menyediakan perlindungan bagi 30.000 orang, tetapi juga dibangun bangsal rumah sakit. Bungker itu juga dirancang untuk menjadi tempat senjata anti-pesawat di bagian menara yang bisa berputar 8000 kali dalam satu menit. Namun itu hanya jadi kenangan karena sudah diubah menjadi pembangkit listrik.

Pembangunannya sedang dikerjakan oleh perusahaan bernama IBA Hamburg. Perusahaan ini telah melakukan pembangunan kembali seluruh kabupaten kota di pulau Elbe. Energiebunker dijadwalkan selesai pada tahun 2013.

 

Sumber : treehugger.com

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending