Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta Myanmar untuk mengadakan Pemilu Parlemen yang inklusif dan kredibel tahun depan. Ini dikatakan lewat percakapan telfon yang terpisah dengan Presiden Myanmar Thein Sein dan pemimpin oposisi Aung Sang Suu Kyi.
Myanmar menghadapi banyak tantangan setelah 50 tahun berada di bawah kepemimpinan militer. Sementara di Negara bagian Rakhine, kelompok minoritas Rohingya masih terus menerima diskriminasi dan kekerasan. Pemerintah juga masih berusaha menangani gencatan senjata nasional dengan kelompok minoritas.
Dalam percakapan telfonnya, Presiden Obama berdiskusi soal perkembangan terkini di Myanmar serta reformasi ekonomi yang sudah dilakukan. Dalam percakapan itu dibahas juga apa yang bisa dilakukan Amerika Serikat untuk membantu mendorong toleransi, penghargaan terhadap perbedaan serta situasi politik yang lebih inklusif. Obama akan berkunjung ke Myanmar bulan depan di Naypyidaw. Dalam pertemuan itu akan hadir juga enam partai politik, termasuk NLD yang dipimpin Aung Sang Suu Kyi.
Pemilu Parlemen tahun depan akan menjadi pemilu kedua yang dilakukan pemerintahan sipil sejak 2011.
(Sumber: VOA)