Israel mempercepat rencana pembangunan 1.000 apartemen baru di Jerusalem timur, wilayah yang direbutnya tahun 1967 dari Yordania, kemudian dianeksasi. Pengumuman itu menuai kecaman langsung dari Palestina yang menginginkan wilayah itu sebagai ibukota negaranya di masa depan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan hari Senin, Israel berhak penuh memperluas permukimannya di kawasan pendudukan di Tepi Barat, meskipun Amerika dan masyarakat internasional tidak mengakui aneksasi Israel atas Jerusalem timur. Sekitar 500 ribu orang Yahudi tinggal di permukiman itu di antara 2,5 juta warga Palestina.
Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah menolak sikap Israel itu dan mengatakan pendudukan nantinya akan berakhir.
Sengketa terbaru mengenai permukiman Israel itu muncul ketika kekerasan baru meletus di sektor yang mayoritas penduduknya keturunan Arab di Yerusalem timur. Polisi Israel bentrok telah dengan demonstran Palestina selama beberapa hari. (VOA)
Editor: Antonius Eko