Bagikan:

Peneliti Afrika Kembangkan Varietas Padi yang Hemat Air

KBR68H, Washington - Para peneliti sedang mencari cara meningkatkan produksi beras di Afrika untuk memberantas kelaparan. Penelitian ini merupakan topik utama dalam Kongres Beras Afrika ketiga yang berlangsung pekan ini di Kamerun.

INTERNASIONAL

Kamis, 24 Okt 2013 08:27 WIB

Author

Eva Mazrieva

Peneliti Afrika Kembangkan Varietas Padi yang Hemat Air

padi, hemat air, afrika

KBR68H, Washington - Para peneliti sedang mencari cara meningkatkan produksi beras di Afrika untuk memberantas kelaparan. Penelitian ini merupakan topik utama dalam Kongres Beras Afrika ketiga yang berlangsung pekan ini di Kamerun.

Acara terbesar yang mempertemukan para pakar yang terlibat dalam produksi beras Afrika itu mengatakan, 60 persen dari 30 juta ton beras yang dimakan di benua itu diimpor dari negara-negara Asia.   Mereka memperkirakan Afrika mengeluarkan lima miliar dolar per tahun untuk impor beras. Meskipun demikian, masih ada kelangkaan beras di benua yang lebih dari 850 juta penduduknya kelaparan dan kekurangan gizi itu, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau FAO.  

Produksi padi di Afrika berkurang drastis di beberapa negara pasca krisis ekonomi tahun 90-an, kata Samantana Mark, direktur umum perusahaan produksi beras Kamerun, SEMRY.   Mark mengatakan bersamaan dengan dimulainya krisis ekonomi, negara-negara Afrika menghentikan investasi dalam produksi padi dan pemasaran beras.  
"Dengan munculnya krisis ekonomi, negara-negara Afrika menghentikan investasi dalam hal transformasi dan pemasaran beras. Itulah sebabnya warga Kamerun tidak terlihat di pasar beras, dan orang-orang Nigeria membeli dan mengolah padi di negaranya lalu menjualnya ke Sudan,”kata Mark.
 
Perubahan iklim, suhu ekstrim dan hama merupakan hambatan utama bagi cocok-tanam padi terutama di negara-negara sub-Sahara Afrika. Tetapi sebagian peneliti Afrika, seperti Adekoya Madinat dari Nigeria yang bekerja pada Akademi Sains Agrikultur Shanghai, mengatakan mereka telah menciptakan varietas yang hemat air.   
"Dengan penelitian ini kami berupaya mempelajari seberapa banyak air yang dibutuhkan untuk produksi beras dan meneliti gen mana yang membuat padi dapat tumbuh dalam masa kekeringan. Jadi gen-gen ini dapat digunakan untuk mengembangkan varietas tahan kering yang dapat ditanam dengan sedikit air, namun masih bisa menghasilkan panen dan keamanan pangan yang sangat baik,”ujar Madinat.
 
Marie Noel Njon Njock, pakar biologi molekuler dari Institut Penelitian Pertanian Kamerun mengatakan dia telah menyampaikan temuan penelitian yang mampu meningkatkan produksi padi jika diterapkan.   Para peserta Kongres menyerukan mekanisasi pertanian Afrika, yang kata Dorothy Mallah, dari Kamerun, merupakan cara pasti agar beras selalu tersedia kapan pun dibutuhkan. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending