Maraknya ALS Ice Bucket Challenge, di Tiongkok muncul sebuah tantangan baru. Kampanye yang lebih viral ini bernama “Ice Book Challenge”. Kampanye yang bertagar #BookBucketChallenge ini tidak memiliki kata es di namanya.
Walaupun begitu, para pelaku kampanye tetap mencontoh Ice Bucket Challenge dan menggunakan ruang bicara mereka untuk mempromosikan sebuah buku yang baru mereka baca. Seperti Ice Bucket Challenge, setelah melakukan kampanye, mereka harus menominasikan kerabat, teman, dan keluarga untuk melakukannya.
Ide ini keluar setelah penulis dan translator Fang Bolin mengurutkan 10 buku favoritnya dan melakukan kampanye ini. Setelah itu, Liao Weitang, penulis asal Hong Kong, mengikuti Bolin.
Kampanye baru ini sedang marak-maraknya dilakukan di Tiongkok. Lebih dari 4 juta komunitas online di Tiongkok membicarakan hal ini. Tentu saja hal ini merupakan kabar baik bagi para kutu buku di Tiongkok .Terutama sejak dikabarkan oleh Beijing News bahwa dalam statistik terbaru, masyarakat Tiongkok hanya membaca rata-rata 4,4 buku dalam setahun. Jumlah jauh lebih rendah dari tetangga mereka, Jepang dan Korea Selatan.
Meski begitu, terdapat pula komentator dalam situs media sosial di Tiongkok , Sina Weibo, yang mengatakan bahwa Book Challenge ini adalah ‘versi lebih buruk dari Ice Bucket Challenge’, karena ‘tidak banyak selebriti yang melakukannya’. (cctv news)
Editor: Antonius Eko
