KBR, Jakarta – Hari ini tepat 10 tahun lalu Munir tewas diracun arsenik di udara, dalam penerbangan menuju Amsterdam dengan maskapai Garuda Indonesia. Sepuluh tahun lalu, Presiden SBY menyatakan kalau kasus Munir adalah ujian bagi bangsa ini. Nyatanya, pembunuhnya hingga kini belum terungkap.
Amnesty Internasional sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang mendesak Pemerintahan baru Indonesia di bawah Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Munir ini. Kali ini, dukungan datang dari Amerika Serikat lewat pernyataan pers yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri John Kerry hari ini.
Berikut pernyataan lengkap John Kerry seperti diterima KBR.
Kepada warga Indonesia yang mencintainya, dia dikenal luas dengan nama Munir. Dia menghabiskan hidupnya untuk menjadikan negaranya lebih demokratis, lebih bebas dan lebih manusiawi. Sepuluh tahun lalu hari ini, seseorang membunuhnya karena takut kalau upaya Munir bakal berhasil.
Sampai hari ini, keadilan belum terjadi. Dari mereka yang diduga terlibat, belum jelas betul siapa yang harus bertanggung jawab. Pada 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kalau penyelesaian yang kredibel atas kasus Munir adalah sebuah ujian besar bagi demokrasi Indonesia. Dan hal itu masih berlaku sampai hari ini. Kami mendukung semua upaya untuk mendorong siapa pun pembunuh Munir untuk bertanggung jawab.
Munir adalah suara yang jernih. Dia menginspirasi terbentuknya generasi aktivis, pemikir dan pejabat negara yang mengubah Indonesia. Sampai saat ini, ada banyak orang, termasuk istri almarhum, Suciwati, yang meneruskan perjuangannya.
Hari ini kami bergabung dengan orang Indonesia untuk memperingati apa yang sudah ditorehkan Munir Said Thalib. Dan kami mendorong perlindungan terhadap semua orang yang memperjuangkan perdamaian, demokrasi dan hak asasi manusia di seluruh dunia.