Perempuan Thailand Ini Hilang Sejak 1978 di Korea Utara

KBR68H, Washington - Bertahun-tahun setelah Anocha Panjoy  hilang tahun 1978, hanya sedikit perhatian tercurah pada kasusnya  bahkan di negerinya sendiri, Thailand.
 
Tapi hal itu berubah tahun 2005 dengan terbitnya buku yang ditulis oleh seorang tentara AS. Selama beberapa dekade, dia pernah tinggal di Korea Utara setelah tugasnya di sepanjang  zona demiliterisasi Korea berakhir tahun 1965.
 
Setelah meninggalkan Korea Utara, Charles Robert Jenkins mengaku kenal baik dengan perempuan Thailand itu dan telah menikah dua kali di Korea Utara dengan orang asing. Jenkins menjelaskan Anocha diculik dari Makao, dimana ia bekerja sebagai tukang pijat  sehingga bisa menikah dengan orang asing di Korea Utara dan mengajarkan bahasa Thailand kepada mata-mata negara itu.

Saudara laki-laki Anocha, Sukham Panjoy  dan keponakannya  Banjong Panjoy  hari Kamis di Bangkok bertemu dengan para pejabat Komisi Penyelidikan HAM PBB di Republik Demokrasi Rakyat Korea .

Anggota keluarga Anocha mengatakan, mendapat  harapan dengan pertemuan tersebut karena pejabat komisi mengatakan kepada mereka ada bukti-bukti kuat Anocha diculik. Kasusnya akan dimasukkan dalam laporan yang akan disampaikan bulan  Maret mendatang pada Dewan HAM PBB .

Banjong memberitahu VOA,  ia dan pamannya berharap hal  ini akhirnya mempertemukan mereka dengan Anocha .

Banjong mengatakan organisasi internasional, seperti PBB dan kelompok Jepang yang prihatin dengan isu-isu hak asasi manusia, telah memberi keluarga itu banyak bantuan dan harapan suatu hari mereka akan bertemu Anocha lagi.

Keluarga Anocha yang selamat sebelumnya pernah mengajukan surat permohonan  kepada pimpinan di Korea Utara agar mebebaskan Anocha  yang kalau masih hidup akan berusia 59 tahun .

Sejak tahun 2005 , Kementerian Luar Negeri Thailand telah berulang kali meminta informasi tentang Anocha dari diplomat Korea Utara dalam pertemuan bilateral tingkat tinggi . Namun Korea Utara telah secara konsisten membantah perempuan  itu  pernah berada di negeri tersebut. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi