Bagikan:

Pemberontak Suriah Coba Miliki Senjata Kimia

Seorang jaksa melaporkan adanya pemesanan bahan kimia oleh kelompok pemberontak Suriah dari Turki. Laporan tersebut disampaikan saat persidangan kelompok teroris jaringan Al-Qaeda yang memiliki hubungan dengan kelompok pemberontak Suriah di pengadilan kot

INTERNASIONAL

Sabtu, 14 Sep 2013 18:16 WIB

Pemberontak Suriah Coba Miliki Senjata Kimia

Suriah, senjata kimia. PBB

KBR68H - Seorang jaksa melaporkan adanya pemesanan bahan kimia oleh kelompok pemberontak Suriah dari Turki. Laporan tersebut disampaikan saat persidangan kelompok teroris jaringan Al-Qaeda yang memiliki hubungan dengan kelompok pemberontak Suriah di pengadilan kota Adana di Turki Selatan. 


Kasus ini berawal pada 28 Mei, saat pasukan Turki menemukan sebuah silinder 2 kg dengan gas sarin saat mencari rumah teroris dari jaringan Al Qaeda. Menurut laporan media, gas sarin tersebut ditemukan di rumah seorang pemberontak Suriah di Provinsi Adana dan Mersia. Selain seorang militan, lima warga Turki juga ditangkap atas tuduhan membeli senjata kimia di Turki. Akan tetapi seluruh tersangka membantah tuduhan tersebut. 


Dari dakwaan jaksa, mereka yang ditangkap terkait dengan jaringan teroris al-Nusra dan Ahrar al- Sham yang mencoba membeli bahan kimia gas syaraf sarin dalam jumlah besar untuk pembuatan bahan beracun. Jaksa berpendapat bahan kimia tersebut akan dikirim ke Suriah. Berdasarkan bukti percakapan telepon, para terdakwa memesan total sepuluh ton bahan kimia. 


Sebelumnya, Kelompok pemberontak menuduh Pemerintah Suriah menggunakan gas kimia pada 21 Agustus di Damaskus yang mengakibatkan seratusan warga sipil tewas. Akan tetapi pemerintah Suriah menemukan gas tersebut di markas pemberontak. 


Pemerintah Suriah membantah menggunakan senjata kimia dan mengatakan serangan itu adalah operasi bendera palsu oleh militan untuk membuka jalan bagi aksi militer AS. Pekan lalu, Suriah menjadi kelompok negara anggota anti-senjata kimia untuk menunjukkan komitmennya melarang penggunaan senjata kimia dalam perang. (FNA)


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending