Bagikan:

Militan di Filipina Sandera Sejumlah Orang sebagai Perisai Manusia

KBR68H, Washington - Pemberontak menyerang provinsi kedua di Filipina selatan, tidak jauh dari tempat pertempuran selama empat hari dengan militer.

INTERNASIONAL

Jumat, 13 Sep 2013 09:08 WIB

Militan di Filipina Sandera Sejumlah Orang sebagai Perisai Manusia

militan filipina, sandera, perisai manusia

KBR68H, Washington - Pemberontak menyerang provinsi kedua di Filipina selatan, tidak jauh dari tempat pertempuran selama empat hari dengan militer. Militan yang terkait dengan Front Nasional Pembebasan Moro-MNLF hari Kamis menyerang provinsi Basilan, di mana pejabat setempat mengatakan sedikitnya dua orang terluka.

Basilan terletak kira-kira 30 kilometer dari kota pelabuhan utama Zamboanga, di mana kira-kira 200 pejuang kelompok MNLF telah menyandera sejumlah warga sipil sejak hari Senin.

Kira-kira 13.000 warga telah mengungsi dari lokasi pertempuran, mengosongkan sebagian kota yang kini menyerupai zona perang. Sejauh ini, sedikitnya sembilan orang tewas akibat konflik itu.
JV Faustino, redaktur koran Zamboanga Today, memberitahu VOA bahwa suasananya tegang .

“Semua toko ditutup pada hari keempat ini, meskipun beberapa orang sudah keluar di jalanan. Tetapi umumnya situasi belum normal. Saya melihat sejumlah tentara berpatroli di sekitar kota, termasuk tank dan peralatan berat militer,”ujarnya.

Kolonel Rodrigo Gregorio dari militer Filipina mengatakan untuk saat ini belum ada upaya untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai pemberontak, yang menyandera sejumlah orang sebagai perisai manusia.

Belum ada upaya sungguh-sunguh untuk menangkap lawan dalam misi kami saat ini. Kecuali semuanya gagal, termasuk upaya politik dan diplomatik, misi ini mungkin bisa diubah. Kami harapkan tidak harus melakukan hal itu.

Walikota Zamboanga City Maria Isaballe Climaco dalam pernyataan di Facebook mengatakan perundingan sedang berlangsung dengan para pemimpin pemberontak. Presiden Benigno Aquino mengutus sejumlah pejabat tinggi untuk menangani krisis ini.

MNLF sejak lama menuntut otonomi yang lebih besar di Filipina selatan yang mayoritas Muslim, di mana lebih dari 150.000 orang tewas akibat pemberontakan selama empat dekade ini.

MNLF menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah tahun 1996 yang menghasilkan pembentukan Wilayah Otonomi Muslim Mindanao. Tetapi beberapa anggotanya masih memberontak, mengklaim Manila tidak menepati janjinya dalam kesepakatan untuk membangun derah miskin di pedesaan.

Pendiri MNLF Nur Misuari juga mengecam perundingan perdamaian pemerintah dengan faksi sempalan, Front Pembebasan Islam Moro. Khawatir negosiasi itu mungkin memojokan kekuatan kelompoknya sendiri, Misuari bulan lalu menyatakan sebagian dari wilayah itu telah merdeka dari Filipina. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending