Bagikan:

Demi Keamanan, Mahasiswi Muslim di Birmingham Dilarang Pakai Cadar

KBR68H- Perguruan tinggi di Birmingham, Inggris melarang mahasiswi muslim menggunakan cadar demi alasan keamanan.

INTERNASIONAL

Rabu, 11 Sep 2013 10:35 WIB

Demi Keamanan, Mahasiswi Muslim di Birmingham Dilarang Pakai Cadar

cadar, Muslim, Birmingham

KBR68H- Perguruan tinggi di Birmingham, Inggris melarang mahasiswi muslim menggunakan cadar demi alasan keamanan. Mahasiswa di Birmingham Metropolitan College telah diberitahu untuk menghapus setiap item pakaian yang menutupi wajah mereka agar lebih mudah diidentifikasi setiap saat. Kebijakan kontroversial ini langsung memicu pro dan kontra. Larangan bercadar itu telah menyebabkan beberapa siswa perempuan mendaftar di perguruan tinggi yang berbeda .

"Saya dan teman lain yang memakai jilbab hanya diberitahu tidak  diizinkan bercadar dalam kampus setelah kami telah terdaftar. Mereka tidak memberi kami alternatif lain. Kami katakan kami akan dengan senang hati menunjukkan wajah kepada petugas keamanan sehingga mereka bisa memeriksa identitas kami, tapi usulan ini mereka abaikan,"ujar Imaani Ali , 17.

"Ini adalah pelanggaran terhadap kebebasan dan saya merasa didiskriminasikan. Ini adalah agama saya, itu adalah apa yang saya yakini,"tambahnya.

Seorang calon mahasiswi 17 tahun , yang tidak mau disebutkan namanya marah pada kebijakan itu dan memutuskan mencari kampus lain .

"Ini menjijikkan. Ini adalah pilihan pribadi dan saya merasa benar-benar terkejut ini terjadi di sebuah perguruan tinggi di pusat kota Birmingham yang begitu multikultural dan banyak siswa Muslim.Saya tidak berpikir cadar mencegah saya belajar atau berkomunikasi dengan siapa pun . Saya tidak pernah punya masalah sebelumnya,"ujarnya.
 
Salah satu pimpinan  Birmingham Metropolitan College, Dame Christine Braddock menyatakan kebijakan itu diberlukan agar mahasiswa lebih aman ketika belajar di kampus.

"Kami menjunjung kesetaraan,keberagaman & Inklusivitas. Tapi kami juga berkomitmen untuk memastikan bahwa siswa diberikan lingkungan belajar yang aman dan ramah .  Ini membutuhkan individu untuk dapat dengan mudah diidentifikasi setiap saat ketika mereka berada di kampus dan ini termasuk penghapusan topi dan kerudung sehingga wajah terlihat .

Presiden Asosiasi Muslim Inggris , Omer El - Hamdoon , mengatakan perempuan di perguruan tinggi harus menerima kebijakan dan mematuhi aturan yang ada.

"Beberapa merasa itu adalah bagian dari agama tetapi mereka harus menjadi praktis. Jika Anda pergi ke bank mengendarai sepeda motor , Anda diminta mencopot helm agar lebih mudah dikenali. Dan ketika Anda sedang menjalani tes, ada juga masalah seputar identifikasi, karena perguruan tinggi perlu tahu siapa yang duduk di meja dan mengerjakan ujian. Beberapa merasa itu bertentangan dengan kebebasan berekspresi, tetapi mereka harus mematuhi aturan yang merupakan bagian dari masyarakat,"jelasnya.(dailymail) 
 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending