Singapura langsung siaga Ebola setelah seorang perempuan yang tiba dari Nigeria beberapa hari lalu dibawa ke ruang isolasi. Perempuan berusia 50 tahun itu dilarikan ke rumah sakit Gleneagles. Pemeriksaan fisik menunjukkan dia mengalami demam dan langsung diisolasi.
Staf rumah sakit yang merawatnya harus menggunakan perlengkapan pelindung untuk menghindari tertular infeksi.
Perempuan itu tiba dari Nigeria, satu dari empat negara di Afrika yang mengalami wabah Ebola. Pihak rumah sakit langsung mengontak Kementerian Kesehatan, yang menyarankan agar pasien dibawa di Pusat Penyakit Menular di Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH).
Setelah 90 menit di Gleneagles, dia dibawa ambulan ke TTSH. Akhirnya, perempuan itu dinyatakan tak mengidap virus mematikan tersebut. Kepala TTSH, Philip Choo memperkirakan bakal banyak kasus serupa yang akan membuat sibuk rumah sakit.
Kata Choo, kurangnya pemahaman mengenai gejala Ebola, membuat tingkat kematian mencapai hampir 90 persen. Pasien biasa mengalami demam, sakit kepala, nyeri di otot dan persendian, diare dan muntah.
Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan hampir 2000 orang tertular penyakit itu di Guinea, Liberia, Nigeria dan Sierra Leone.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Singapura memastikan belum ada kasus Ebola di negara itu. Kementerian menjalankan latihan untuk menunjukkan kesiapan mereka menghadapi berbagai penyakit menular, termasuk Ebola, Kamis (14/8).
Virus Ebola menyebar melalui kontak langsung dengan darah atau cairan lain dari pasien yang terinfeksi Virus juga bisa berpindah dari permukaan yang terkontaminasi ke kulit yang terluka. (straitstimes)