KBR – Meriam Yehya Ibrahim, seorang perempuan Sudan berlatar belakang Kristiani, yang pernah dijatuhi hukuman mati karena keyakinannya tersebut, kini telah berada di Amerika Serikat sejak Kamis (31/7) lalu.
Meriam tiba di Philadelphia bersama suami dan dua orang anaknya, sebelum melanjutkan penerbangannya ke Manchester, New Hampshire. Ia disambut meriah dengan sorakan dan lambaian bendera Amerika oleh masyarakat setempat saat tiba di Bandara Regional Manchester-Boston, di New Hampshire.
CNN melaporkan, Senator New Hampshire, Kelly Ayotte mengirimkan stafnya ke bandara untuk menyambut Meriam dan menyebarkan rilis berita terkait kedatangan perempuan berkulit hitam itu.
“Dia telah menginspirasi dunia dengan keberaniannya dan kegigihannya yang luar biasa, dan saya bersama dengan Granite Stater (masyarakat New Hampshire) menyambut gembira kedatangan Meriam dan keluarganya,” Kelly Ayotte.
Suami Meriam, Daniel Wani menangis dan berterima kasih atas dukungan dari komunitas masyarakat Sudan di New Hampshire. Daniel sebelumnya telah tinggal di New Hampshire.
Daniel telah menjadi warga negara Amerika ketika melarikan diri ke Amerika ketika masih kecil untuk menghindari perang saudara. Namun akhirnya ia kembali ke Sudan Selatan dan menjadi warga negara di sana.
Meriam dijatuhi hukuman mati dengan tuduhan murtad. Ayahnya berlatar belakang Muslim dan ibunya berlatar belakang Kristen Ortodoks.
Pengadilan Sudan menyatakan Meriam sebagai seorang Muslim karena berasa dari ayah yang berlatar belakang Muslim. Meriam juga didakwa melakukan perzinahan karena menikahi Daniel yang berlatar belakang Kristen, yang dianggap sebagai perbuatan ilegal di Sudan.
Vonis hukuman mati Meriam tersebut dicabut beberapa minggu yang lalu, namun ia ditangkap kembali dengan tuduhan pemalsuan dokumen perjalanan pada tanggal 24 Juni ketika ia dan keluarganya berencana ke Amerika.
Mereka ditahan di bandara Khartoum, Sudan, sebelum akhirnya mereka ditempatkan di sebuah rumah di Sudan sampai dengan minggu lalu ketika mereka berangkat ke Italia.
Manchester, kota terbesar di sebelah utara New England menjadi tujuan migrasi bagi para pengungsi dari belasan negara. Sejak akhir 1990an, lebih dari 500 orang dari Sudan Selatan bermigrasi ke New Hampshire.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Perempuan Sudan yang Dituduh Murtad Tiba di AS
KBR

INTERNASIONAL
Jumat, 01 Agus 2014 13:55 WIB

Meriam Yehya Ibrahim, toleransi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai