VOA, Washington - Langit di atas Gaza tetap tenang Selasa malam. Gencatan senjata selama 72 jam antara Israel dan Hamas memberi kedua pihak jeda terlama dari tembakan roket dalam sebulan terakhir.
Israel menarik mundur pasukannya dan kedua pihak memasuki periode gencatan senjata sekitar pukul 8 pagi hari waktu setempat.
Tidak lama kemudian Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Malki mengecam apa yang dikatakannya “kekejaman” Israel terhadap Gaza kepada para jaksa Mahkamah Kejahatan Internasional/ ICC di Denhaag.
Al-Malki, wakil Otorita Palestina juga menyerukan penyelidikan mendalam pada tindakan kedua pihak pada konflik itu.
Pemerintah Palestina akan bergabung dengan ICC sebagai badan hukum internasional untuk meninjau tuduhan-tuduhan itu.
Al-Malki mengatakan telah berbicara dengan para jaksa mengenai batas waktu untuk mengajukan permintaan untuk ikut menyelidiki meskipun kewenangan pemerintah di Tepi Barat dan Gaza berbeda. Otorita Palestina memerintah di Tepi Barat sementara lawan politiknya Hamas di Gaza. Hal ini bisa menghambat proses pendaftaran itu.
Meskipun Israel menarik pasukannya dari Gaza hari Selasa namun mereka tidak mundur terlalu jauh.
Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan, tentara Israel dalam posisi bertahan di luar Gaza setelah menghancurkan sekurangnya 32 terowongan yang dikatakan militer digunakan Hamas dalam serangan-serangan lintas batas. (VOA)
Editor: Antonius Eko