KBR – Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama menilai perdamaian antara Israel dan Palestina tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Dibutuhkan pemimpin dari kedua belah pihak yang berani mengambil risiko politik demi kemakmuran.
Obama mengatakan hal tersebut setelah selesai melakukan rapat dengan pemimpin Afrika pada Rabu (6/8) waktu setempat. Namun, dia mendesak agar gencatan senjata yang sedang berlangsung di Jalur Gaza tidak dilanggar sampai hari Jumat nanti.
Menurut dia, Israel pantas untuk melindungi diri dari serangan roket dari Gaza dan serangan melalui terowongan yang digali oleh Hamas menuju Israel. Tapi, warga Palestina di Gaza harus percaya bahwa mereka mampu membangun hidup mereka, mengejar kemakmuran dan merasa tidak terasing dari dunia.
Obama dua kali mengatakan bahwa dia tidak bersimpati kepada Hamas. Amerika Serikat dan Israel menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Namun, Obama sangat bersimpati kepada pemerintah Palestina. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas secara tulus menginginkan perdamaian, tapi pemerintah Palestina terlihat melemah karena kekerasan dan kegagalan dalam menemukan solusi dengan Israel.
Sekitar 1,900 warga Palestina tewas dalam perang antara Israel dengan Hamas yang dimulai pada tanggal 8 Juli. Pihak Israel kehilangan 64 tentara dan tiga warga sipil. (kansas city)
Editor: Antonius Eko