KBR - Usai menggemparkan Suriah, kini pejuang militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pimpinan Abu Bakar al-Baghdad mendarat di Lebanon. Sebanyak 13 tentara Lebanon tewas dalam pertempuran melawan pemberontak ISIS untuk merebut kembali kota Arsal di timur laut Lebanon.
Setidaknya sebanyak 12 penduduk dipastikan tewas, termasuk 5 anak-anak. Sejumlah pasukan pemerintah juga dijadikan sandera.
Pertempuran militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Kota Arsal, Lebanon, berlangsung hingga Senin (4/8). Pendudukan ISIS di Lebanon dimulai pada Jumat (1/8). Meski sudah diduduki, media The Telegraph mengatakan kelompok pemberontak Suriah belum menyatakan area Arsal sebagai bagian kalifah mereka. Kota ini memiliki 40.000 penduduk lokal serta sekitar 120.000 pengungsi yang menetap.
Konflik muncul setelah pasukan Lebanon menahan bekas komandan Pasukan Bebaskan Suriah, Abu Ahmad al-Jumaa. Untuk diketahui, Jumaa menyatakan bergabung dengan ISIS. Pemerintah Lebanon mengatakan, Jumaa ditahan karena dia berencana menyerang tentara pioneer.
Pemberontakan Suriah yang berawal pada 2011 mendorong kurang lebih satu juta pengungsi asal Suriah bermigrasi ke Lebanon. Badan Urusan Pengungsi PBB memprediksi jumlah ini akan meningkat hingga mencapai 1,5 juta pengungsi di akhir 2014.
Pemberontak Suni mengatakan militan ISIS baru akan meninggalkan Arsal jika pemerintah melepaskan Jumaa. Namun, permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh Perdana Menteri Lebanon Tammam Slama pada Senin (4/8).
“Tidak akan ada solusi politik yang lahir dari kelompok ektrimis yang sudah memanipulasi masyarakat Arab dengan mengabaikan kemajuan agama dan nama asing, untuk mentransfer perilaku ke Lebanon. Sekarang satu-satunya solusi adalah penarikan pasukan bersenjata dari Arsal dan sekitarnya,” kata Slama.
Kota Arsal terletak di sepanjang perbatasan timur laut Lebanon. Mayoritas masyarakatnya menganut Suni. Kelompok pemberontak Suni bertempur melawan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Kelompok penganut Syiah di Lebanon, Hezbollah, berjanji untuk membantu Pasukan Bersenjata Lebanon untuk merebut kembali kota Arsal dari pemberontak. Hezbollah mengontrol di wilayah Lebanon sampai sebelah barat Arsal.
Gerakan pejuang ISIS di Lebanon dianggap mampu sebabkan perang kecil di Arsal. ISIS diprediksi akan memperluas pengaruhnya hingga ke Tripoli. Pasukan Arsal menduduki bangunan-bangunan utama di pusat kota, seperti rumah sakit, kampus, dan masjid, agar tidak dihancurkan oleh kelompok pemberontak ISIS.
Sudah dua kali tentara Lebanon mengalahkan kelompok ekstrimis Islam dalam 15 tahun terakhir. Namun, Perdana Menteri dan Komandan Pasukan Lebanon memprediksi serangan terhadap Arsal ini sudah lama direncanakan dan masuk dalam strategi pemberontakan yang lebih besar.
Sebelumnya, kelompok pemberontak Suriah itu telah menduduki Mosul dan merebut dam dari orang Kurds di sebelah utara Irak. Jika pejuang radikal Islam tersebut dapat menguasai fasilitas dam, dapat dipastikan mereka dapat menghentikan aliran air dari Baghdad atau bahkan membuat ibu kota banjir.
ISIS juga sempat bertempur melawan pasukan pemerintah di Suriah. Dalam konflik di Suriah, ISIS memperkuat posisinya di Deir el-Zour dan desa sekitarnya. Pasukan militer Suriah harus berjuang keras mengusir pemberontak keluar wilayah Damaskus, terutama Douma yang dekat dengan ibukota.
Pendaratan ISIS di Lebanon menandakan pergerakan mereka terus meluas, mulai dari perbatasan Irak di Tigris hingga diperkirakan meluas ke Mediterania. (independent)
Editor: AntoniuS Eko