KBR - Sejumlah bintang film Indonesia akan menyambangi kota Perth di Australia Barat bulan Agustus ini untuk menghadiri Festival Film Indonesia di Perth (PIFF) keempat.
Di antara mereka yang dijadwalkan datang ke kota tersebut adalah aktris senior Christine Hakim, sutradara Garin Nugroho dan aktris Olga Lydia.
PIFF akan diadakan dari tanggal 14 hingga 17 Agustus 2014. Penutupannya bersamaan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia.
Film-film yang akan ditampilkan di acara ini antaralain Laskar Pelangi: Edensor, Sokola Rimba, 12 Menit: Kemenangan untuk Selamanya, Sang Kiai, Mata Tertutup, dan untuk penutupan akan diputar film Soekarno: Indonesia Merdeka.
"Festival ini bertujuan memperkenalkan keragaman penduduk Indonesia pada warga Australia Barat melalui pengalaman menyenangkan, yaitu film," jelas rilis yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Indonesia Perth, panitia penyelenggara PIFF.
Rilis ini menyatakan bahwa masing-masing film dipilih untuk mewakili beragam aspek kehidupan dan budaya di Indonesia.
Selain itu, ketua Balai Bahasa Indonesia Perth (BBIP), Karen Bailey menyatakan bahwa film-film yang dipilih diharapkan bisa ditonton oleh segala usia.
"Ini bukan festival film yang berfokus pada seni, tapi fokusnya lebih ke pendidikan. Di masa depan, fokus ini bisa saja berganti," jelasnya dalam e-mail ke ABC Australia Plus Indonesia.
Diharapkan, acara ini bisa menjadi ajang bertemu bagi mereka yang belajar bahasa Indonesia, mereka yang mengajar bahasa Indonesia, penggemar film dan juga komunitas Indonesia.
Balai Bahasa Indonesia Perth (BBIP) adalah organisasi nirlaba yang bertujuan meningkatkan hubungan Indonesia dan Australia. Organisasi ini bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Indonesia di Perth untuk mengadakan PPIF.
"Fokus kami adalah memperkenalkan Indonesia dan bahasa Indonesia tidak hanya ke sekolah-sekolah, tapi juga ke warga non-Indonesia di Australia Barat," terang Bailey.
Kebanyakan film-film dalam festival ini akan ditampilkan di bioskop Hoyts di daerah Booragoon, tetapi khusus film Soekarno: Indonesia Merdeka karya Hanung Bramantyo akan ditayangkan di Curtin Theatre, Fremantle.
Dalam rilis dikatakan bahwa film Soekarno "pasti menarik, bukan hanya bagi mereka yang tertarik pada sejarah Indonesia, tapi juga untuk memberi tahu pada masyarakat mengenai tipe-tipe orang dan kejadian yang menggerakkan terciptanya Indonesia modern."
Sedangkan Sokola Rimba, yang ceritanya berdasarkan kisah nyata antropolog Butet Manurung di Jambi khusus ditayangkan di sekolah-sekolah.
"Yang juga ditargetkan oleh festival adalah sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia. Harapan kami, siswa yang belajar bahasa Indonesia akan mengajak orang tua mereka menghadiri pemutaran film," jelas Bailey.
Sumber: ABC