Bagikan:

Setiap 2 Jam, 1 Perempuan di India Meninggal Karena Aborsi

KBR68H - Kegiatan penghentian proses kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup di luar rahim atau yang biasa dikenal dengan aborsi kini menjadi isu yang sedang menjadi pusat perhatian di beberapa negara, terutama di India.

INTERNASIONAL

Jumat, 02 Agus 2013 11:47 WIB

Author

Rizki Triana

Setiap 2 Jam, 1 Perempuan di India Meninggal Karena Aborsi

aborsi, india, penyebab kematian tertinggi

KBR68H - Kegiatan penghentian proses kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup di luar rahim atau yang biasa dikenal dengan aborsi kini menjadi isu yang sedang menjadi pusat perhatian di beberapa negara, terutama di India. Hingga saat ini Aborsi menempati faktor terbesar yang menyebabkan kematian 7 juta jiwa di India.

Setiap tahun, 20 juta wanita mempertaruhkan hidup dengan menjalankan aborsi. Apalagi, proses aborsi dilakukan dengan cara tradisional oleh para dukun aborsi. Sehingga proses yang dilakukan masih jauh dari standar kesehatan yang seharusnya.

India merupakan negara dengan populasi orang muda tertinggi didunia telah menempati tahapan akut dalam isu Aborsi.

Tahun lalu ada 620.472 kasus aborsi yang dilaporkan. Dua pertiganya atau sekitar 400 ribu juta jiwa melakukan  aborsi di tempat yang minim fasilitas kesehatan.

Setiap dua jam sekali, seorang wanita meninggal karena aborsi yang dilakukan tidak sesuai dengan standar. Kurangnya praktisi yang ahli dan minimnya infrastruktur di klinik pemerintahan menjadi faktor yang membuat para pasien masih datang ke dukun aborsi.

Di India masih banyak bangunan klinik yang hanya dibangun dengan rangka batu, atap seng dan pasokan listrik yang minim. Pasien yang datang hanya bisa berbaring pada sebuah tandu tua, tanpa tempat tidur, yang tentunya jauh dari kondisi steril

Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh status legal aborsi yang dibuat oleh pemerintah India. Namun, hal ini malah membuat banyak pihak yang menyalah gunakan kode etik dari proses aborsi itu sendiri.

Menurut Aparajita Gogoi, Kepala Operasi India dari kerja non profit perempuan di negara berkembang mengatakan, kasus aborsi masih terjadi karena kurangnya informasi mengenai aborsi yang banyak merugikan pihak wanita dan keluarga.

Beberapa dokter sering menolak wanita lajang yang datang untuk mengajukan aborsi, biasanya karena tindakan pemerkosaan, meskipun hal tersebut diperbolehkan dalam hukum. Sama seperti di negara lain, kasus hamil diluar nikah juga menjadi penyebab lain yang menjadi faktor tingginya praktek aborsi.

Alasan ekonomi juga melatarbelakangi pasangan yah telah menikah untuk melakukan aborsi. Sebagian besar dari mereka tak pernah menggunakan alat kontrasepsi karna malu saat membeli alat tersebut.

"Hanya sedikit yang  tahu ada alat pencegah kehamilan seperti kondom, IUD, dan kontrasepsi oral, serta kontrasepsi darurat," kata peneliti senior dari Dr Gilda Sedgh, ScD, Institut Guttmacher.

Padahal alat kontrasepsi dapat mencegah kematian wanita atau ibu di seluruh dunia. Berdasarkan studi pada tahun lalu, 272 ribu jiwa berhasil diselamatkan dengan alat kontrasepsi. Begitu pula dengan India yang berhasil mencegah kematian hingga 50 persen, dalam kelompok usia 19 sampai 24 tahun. (worldtime.com)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending