Bagikan:

Jumlah Pekerja Anak di Nepal Mencapai 1,6 Juta Jiwa

KBR68H - Pekerja anak merupakan pemandangan yang biasa di Kathmandu, Nepal. Meskipun pekerja anak merupakan hal yang illegal di Nepal, kenyataannya ada sekitar 1,6 juta anak usia 5 hingga 17 tahun yang berada dalam angkatan kerja.

INTERNASIONAL

Jumat, 16 Agus 2013 08:58 WIB

Author

Ratih Cahaya

Jumlah Pekerja Anak di Nepal Mencapai 1,6 Juta Jiwa

pekerja anak, nepal, 1, 6 juta

KBR68H - Pekerja anak merupakan pemandangan yang biasa di Kathmandu, Nepal. Meskipun pekerja anak merupakan hal yang illegal di Nepal, kenyataannya ada sekitar 1,6 juta anak usia 5 hingga 17 tahun yang berada dalam angkatan kerja. Data ini berasal dari National Child Labour Report. Sebagian besar dari mereka, berusia kurang dari 14 tahun dan perempuan.

Mereka biasanya bekerja sebagai pencuci piring di restoran atau kondektur pada transportasi umum di kota. Ada juga yang berkerja di industri, seperti di pabrik batu bata atau pakaian. Ada juga yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Direktur Jenderal Departemen Tenaga Kerja Nepal, Krishna Hari Pushkar mengatakan para pengusaha kebanyakan melihat hal ini sebagai hubungan yang saling menguntungkan. Mereka menyediakan akomodasi dan pendidikan anak serta memberi gaji untuk mendukung keluarga mereka. Para pengusaha itu memiliki perjanjian dengan anak dan keluarganya, dan menyebutnya sebagai ‘adopsi sosial’.

Baru-baru ini, sebuah protes mengguncang ibukota Nepal menyusul kematian seorang gadis berusia 12 tahun yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di distrik Lalitpur. Berdasarkan data dari  International Human Development Indicator milik PBB, 44,2 persen populasi di Nepal hidup dalam garis kemiskinan. Pada kasus yang sangat ekstrim, orangtua sengaja mengirim anak mereka untuk bekerja. Ada juga beberapa anak yang melarikan diri untuk mencari penghidupan yang lebih baik. (CNN)

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending