KBR68H - Cina telah melarang semua impor susu bubuk dari Selandia Baru, setelah eksportir utamanya, Fonterra, menemukan beberapa produk mengandung strain bakteri yang dapat menyebabkan botulisme. Botulisme adalah salah satu
bentuk paling berbahaya akibat keracunan makanan, dan seringkali
menyebabkan kelumpuhan. Bakteri ini ditemukan dalam air dadih untuk bayi
dalam susu formula Nutricia Karicare.
Cina mengandalkan Selandia Baru untuk hampir semua impor susu bubuk sejak terjadinya skandal susu formula tercemar pada 2008 yang menewaskan enam bayi dan mengakibatkan sekitar 300.000 bayi sakit. Hampir 80% dari produk susu yang diimpor Cina berasal dari Selandia Baru
Menteri Perdagangan Selandia Baru Tim Groser menggambarkan keputusan Beijing sebagai "sepenuhnya tepat".
Pengumuman Fonterra tentang susu terkontaminasi ini langsung disusul dengan penarikan global hingga 1,000 ton produk susu di tujuh negara, termasuk Cina.
Produk yang berpotensi tercemar bakteri itu termasuk susu formula, minuman olahraga, minuman protein dan minuman lainnya.
Pihak berwenang Cina menyebut empat perusahaan importir dalam negeri yang mengimpor produk terkontaminasi ini telah mulai menarik produk-produk tercemar itu.
Produk susu tercemar itu diproduksi pada Mei 2012, dengan menggunakan pipa kotor di salah satu pabrik pengolahan Fonterra di Waikato. Perusahaan menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa ini.
Negara-negara lain yang terkena dampak selain Selandia Baru dan Cina adalah Australia, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Arab Saudi. Rusia juga dilaporkan telah memulai penarikan kembali produk Fonterra.
Industri susu adalah salah satu kekuatan ekonomi Selandia Baru dengan ekspor mencapai hingga 95%.
Belum diketahui, apakah produk susu tersebut juga beredar di Indonesia.
(BBC)