KBR68H, Washington - Seorang aktivis Amerika keturunan Uighur menuduh Cina menutup-nutupi pembunuhan lebih dari sepuluh warga Muslim dalam penggerebekan di Xinjiang minggu lalu.
Beberapa laporan di Xinjiang mengatakan polisi melakukan penggerebekan terhadap tersangka teroris, Suratkabar yang dikelola pemerintah di kota Kashgar, di dekat tempat penggerebekan itu mengatakan, upacara penguburan dilakukan pekan ini untuk seorang polisi yang tewas dalam insiden itu.
Tetapi tidak ada konfirmasi resmi tentang warga Uighur yang tewas, luka-luka atau ditangkap dalam insiden itu.
Alim Seytoff, Presiden Asosiasi Uighur-Amerika mengatakan pejabat-pejabat Cina menutup-nutupi peristiwa itu.
Pernyataannya tentang insiden itu belum dapat diverifikasi secara independen, tetapi Radio Free Asia juga telah melaporkan bahwa 22 warga Uighur tewas dalam penggerebekan itu.
Awal bulan ini, pihak berwenang di Kashgar menjatuhkan hukuman mati kepada dua orang dan hukuman penjara kepada tiga lainnya karena terlibat dalam bentrokan berdarah, yang oleh pihak berwenang disebut sebagai serangan teroris. Aksi kekerasan itu terjadi akhir April lalu dan menewaskan 21 orang. (VOA)
Editor: Antonius Eko