KBR – Serangan terbaru yang diluncurkan Israel ke Gaza semakin memperpanjang trauma yang diderita oleh anak-anak Palestina. Mental mereka terganggu.
Serangan itu semakin menyulitkan para ahli kesehatan mental yang bekerja untuk menyembuhkan anak-anak penderita Post Traumatic Syndrome Disorder (PTSD) di Gaza.
Dilansir dari Al Jazeera, gelombang serangan yang diluncurkan sejak tanggal 8 Juli oleh Israel membuat tugas para psikolog anak untuk memulihkan kesehatan mental anak-anak semakin mustahil. Hal ini disampaikan oleh kelompok pembela hak anak di wilayah Gaza.
Para orang tua mulai melihat kembali gejala-gejala kecemasan dan stress pada anak-anaknya. Umm Fadi, warga Palestina, mengatakan anaknya mulai sering mengompol di malam hari. Hal ini menjadi fenomena yang umum terjadi sejak serangan Israel yang terbaru.
“Sekarang trauma ada di dalam diri kita lagi. Bahkan menutup pintu lemari es saja dapat membuat anakku takut,” kata Umm Fadi kepada Al Jazeera, Kamis (10/7).
Osama Damo, Manajer Senior bidang Komunikasi Save the Children, mengatakan kekalutan anak-anak di Gaza sering dialami ketika waktu tidur. Hal ini dikarenakan operasi militer sering terjadi di malam hari.
“Ketakutan bahwa mereka akan ditinggalkan ini tidak bisa dikendalikan oleh anak-anak di sini,” katanya.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Serangan Israel Menyulitkan Penyembuhan Trauma pada Anak di Gaza
KBR

INTERNASIONAL
Kamis, 10 Jul 2014 12:26 WIB


gaza, israel, palestina
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai