KBR - Seorang remaja Palestina menggunakan media sosial twitter untuk membagikan pengalamannya saat tengah berada dalam serangan Israel di Gaza. Perempuan berusia 16 tahun bernama Farah Baker ini melaporkan kegentingan situasi di Gaza di bawah nama akun Farah_Gazan.
Dia berhasil menghimpun ribuan pengikut akun dan re-tweet (terusan pesan twitter) usai kicauan pengalamannya di twitter pada suatu malam saat serangan roket sepanjang malam yang mengarah ke Gaza.
“Aku mungkin mati malam ini,” ungkap Farah Gazan dalam akun twitternya. Farah terus memberikan informasi melalui twitternya di tengah serangan yang sedang berlangsung. Tak hanya informasi teks, remaja Palestina itu juga mencantumkan video dan audio dari bunyi bom saat masih udara hingga menghantam target tertentu.
Kebenaran akun twitter ini masih menjadi perdebatan. Ada yang beranggapan Farah Baker hanya mencari tambahan pengikut akun. Di sisi lain ada yang meminta Farah terus berkicau di twitter.
Untuk diketahui, Farah sudah menulis blog tentang hidupnya di Gaza sejak 2012. Dalam tulisan terakhirnya pada November 2012, Farah menuliskan “Aku mau membicarakan tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini di Gaza. Kami tidak bisa meninggalkan rumah karena di luar berbahaya.”
Kali ini melalui twitter Farah menceritakan situasi yang dialaminya dalam konflik Gaza. Dalam kicauannya 6 jam yang lalu, Farah menuliskan “Suplai Daya Bebas Gangguan (UPS) yang biasa kami gunakan untuk internet hampir mati. Aku mungkin tidak bisa mengakses twitter lagi sampai besok. Jangan khawatirkan aku. Sampai Jumpa.”
Tak lama Farah Gazan merilis tweet susulan. “Lagi-lagi. Terima kasih semua atas dukungannya. Semoga aku bisa berbuat sesuatu untuk kalian. Terima kasih.” Pesan terakhir dalam akun twitter remaja Palestina tersebut diakhiri dengan simbol hati merah.
Israel kembali mengerahkan bom ke Gaza pada Selasa (29/7). Serangan ini melumpuhkan pembangkit listrik satu-satunya di perbatasan Gaza. Manajer pembangkit listrik Gaza memprediksi fasilitas tersebut dapat berhenti mengalirkan pasokan listrik selama setahun.
Berdasarkan keterangan Otoritas Palestina, lebih dari 100 orang tewas akibat serangan Israel tersebut. Diantaranya, terdapat tujuh keluarga yang seluruh anggotanya meninggal. Ini menambah jumlah korban tewas Palestina sejak 8 Juli lalu yaitu mencapai 1200 orang. (news com)
Editor: Antonius Eko