KBR, Jakarta – Persatuan Bangsa-Bangsa didesak untuk independen dalam menghentikan konflik kemanusiaan di jalur Gaza, Palestina.
Menurut Ketua Pusat Penelitian Politik LIPI Adriana Elisabeth, dunia internasional mempertanyakan upaya dari PBB dalam konflik kemanusiaan di jalur Gaza, Palestina. Kata dia, akibat ada intervensi dan keberpihakan di PBB. Akibatnya, wadah kekuatan dunia itu tidak tegas memutus kekerasan di jalur Gaza.
“Saya sebenarnya punya pesan yang sama, apakah PBB itu masih relevan? Seberapa netral dalam penyelesaian isu ini? Tetapi selama dia masih ada kita harus buat PBB itu netral, artinya tidak berpihak dalam penyelesaian ini,” kata Adriana.
“Saya pikir kunci penyelesaiannya ada di Israel, sebagai negara berdaulat dia yang seharusnya mau diajak untuk menyelesaikan. Tetapi kalau sebagai negara berdaulat tidak mau, Palestina itu kan belum jadi apa-apa, saya melihatnya seperti itu. Sekali lagi seberapa PBB itu netral dan berani mendorong atau menekan Israel mau menyelesaikan soal ini.”
Serangan Israel ke jalur Gaza sudah menelan 222 jiwa. Menurut Juru Bicara badan Pelayanan Darurat Palestina Ashraf Al Qudra, terdapat anak-anak dan perempuan yang menjadi korban serangan Israel. Sementara korban luka dilaporkan telah mencapai lebih dari 1.600 orang.
Sementara itu, Israel menyetujui untuk gencatan senjata selama lima jam mulai pukul 10 pagi waktu setempat sampai pukul 15.00. Gencatan senjata supaya PBB dapat memberikan bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Editor: Antonius Eko