KBR - Sejumlah maskapai penerbangan di dunia telah memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina karena daerah itu menjadi zona perang. Pesawat penerbangan dihimbau untuk menghindari daerah tersebut.
Eurocontrol, yang mengatur lalu lintas udara di Eropa mengatakan, pejabat Ukraina kini telah menutup seluruh rute di sana. Penutupan itu, menurut Eurocontrol, akan berdampak pada 300 penerbangan per hari di saat yang sibuk, dan pesawat akan dialihkan ke rute lain. Sebagai akibatnya akan ada sejumlah penundaan penerbangan.
Otoritas penerbangan di Amerika dan Eropa sudah member peringatan soal resiko terbang dekat wilayah udara Ukraina sejak April lalu. US Federal Aviation Administration mengeluarkan ‘peringatan khusus’ berisi peringatan kepada pilot dan maskapai penerbangan untuk menghindari langit Ukraina karena ada resiko besar.
(Baca: Pria Asal Perth Beserta Cucunya Jadi Korban MH17)
Namun pakar penerbangan Norman Shanks mengatakan, sejumlah maskapai tetap melintas di jalur Ukraina karena itu adalah jalur tercepat dan termurah. Salah satu maskapai yang tetap menempuh jalur itu adalah Malaysia Airlines.
“Seperti penerbangan lainnya, Malaysia Airlines terus menempuh rute itu karena jalurnya lebih pendek, artinya kebutuhan bahan bakar lebih sedikit dan tidak perlu keluar banyak uang,” kata Norman seperti dikutip dari NZ Herald.
Jalur ini memang penuh resiko. Pekan lalu, dua pesawat militer Ukraina ditembak jatuh dan pesawat ketiga rusak karena rudal.
(Baca: Keluarga Korban MH17 Tuntut Kejelasan Informasi Dari Malaysia Airlines)
Segera setelah tragedi yang menimpa MH17, empat penerbangan lainnya menempuh rute yang sama dengan MH17 dan tidak mengubah jalur, yaitu penerbangan dari maskapai Singapore Airlines, Emirates, Kazakhstan Airlines dan Etihad.
Saat ini Turkish Airlines memastikan kalau semua penerbangannya akan menghindari wilayah udara Ukraina. Sementara British Airways mengatakan hanya satu penerbangan per hari yang melewati rute itu, dari Heathrow ke Kiev. Maskapai lain yang mengubah rute penerbangan setelah tragedi ini adalah Alitalia dari Itali, Lufthansa, Air France, Aeroflot milik Rusia dan Transaero. (NZ Herald)