KBR - Berbagai kecelakaan yang menimpa transportasi udara akhir-akhir ini berpotensi akan memperparah kondisi orang-orang yang memiliki ketakutan untuk terbang.
George Everly, psikolog dari Johns Hopkins Medical Center membenarkan hal tersebut. "Anda mulai dengan rasa takut, dan kemudian Anda memiliki bukti bahwa rasa takut itu benar terjadi," katanya.
"Apa yang membuatnya semakin parah adalah ketika Anda tidak tahu mengapa pesawati itu jatuh."
Kemarin sebuah pesawat Air Algerie yang terbang dari Ouagadougou, Burkina Faso, ke Algier membawa 166 orang dan ditemukan jatuh setelah sebelumnya sempat menghilang dari radar.
Insiden itu terjadi satu minggu setelah sebuah jet Malaysia Airlines yang membawa 298 orang ditembak jatuh di atas Ukraina, dan empat bulan setelah pesawat dari maskapai yang sama, dengan nomer penerbangan MH370 hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing bersama 237 orang di dalamnya.
Para ahli mengatakan serangkaian bencana dan misteri yang terjadi sangat wajar jika membuat saraf bergidik. Namun, Everly menekankan bahwa risiko terjadinya kecelakaan kurang dari satu banding satu juta.
"Mereka memahami bahwa itu adalah risiko, tapi apa yang mereka lakukan adalah melebih-lebihkan hal tersebut," kata Everly.
Bagi mereka yang takut terbang, ada beberapa langkah sederhana yang dapat membantu mengekang kecemasan. Untuk memulai, Martin Seif, psikologi dari White Plain’s Hospital’s Anxiety and Phobia Treatment Center, menyarankan mereka untuk tidak terlalu menyimak liputan di media.
"Ada aturan umum: membacanya sekali dan tidak membaca ulang.’’ Menurutnya, menghindari berita sama sekali bukan pilihan yang baik. "Jika anda membayangkan apa yang terjadi, hasilnya akan lebih buruk daripada jika anda membaca yang sebenarnya terjadi," jelasnya.
Tetapi menurut Everly, informasi tentang kecelakaan pesawat yang tidak lengkap dan tidak jelas malah akan menambah lapisan kecemasan bagi mereka yang takut.
"Jika mereka harus terbang, mereka ingin pengetahuan tentang itu sebanyak mungkin sehingga mereka dapat membangun jaring pengaman atau pertahanan untuk dirinya sendiri," tutupnya. (abc)
Editot: Antonius Eko