KBR – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengklaim bahwa semua bukti atas jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH 17 mengarah pada keterlibatan Rusia. Kerry melihat bahwa Rusia telah membantu para pemberontak Ukraina dalam melakukan serangan rudal ke Pesawat Malaysia Airlines MH17.
Seperti yang dilansir situs BBC, Rusia telah dituduh menyediakan pemberontak sistem anti pesawat yang diduga digunakan dalam serangan itu.
“Hal ini cukup jelas bahwa suatu sistem dari Rusia telah dikirim ke Kelompok separatis . Kita yakin bahwa Ukraina tidak memiliki sistem seperti itu di sekitar lokasi kejadian pada waktu itu,” kata Kerry.
Pada Bulan lalu Kerry mengaku pernah melihat sejumlah pasokan militer Rusia dipindahkan ke Ukraina. Ia melihat konvoi pengangkut personel lapis baja, tank dan peluncur roket. Menurutnya, Laporan media sosial dan pengawasan AS menunjukan sistem rudal telah ditempatkan di sekitar lokasi kecelakaan menjelang tragedi itu.
"Kami tahu karena kami mengamati dengan citra dan kami mendeteksi adanya peluncuran dari daerah itu," katanya. "Lintasan menunjukkan bahwa rudal itu mengarah ke arah pesawat.”
Menurut Kerry, tuduhan pada kelompok pemberontak dan Rusia juga didukung oleh rekaman dari sebuah peluncur yang bergerak kembali ke Rusia dengan setidaknya satu rudal hilang.
Sebelumnya, Badan Keamanan Ukraina merilis rekaman yamg diklaim sebagai percakapan antara kelompok pemberontak pro-Rusia dan seorang perwira intelijen Rusia. Pemberontak tersebut mengaku telah menembak jatuh pesawat penumpang setelah salah mengira sebagai pesawat militer.
Pada Program berita NBC, Kerry mengatakan bahwa pengelolaan lokasi kecelakaan MH17 begitu "aneh". Ada laporan bahwa para pemberontak berusaha membuang bukti-bukti kecelakaan dari lokasi jatuhnya pesawat.
"Para separatis berada dalam kendali. Dan jelas bahwa Rusia mendukung separatis, memasok separatis, mendorong separatis, melatih separatis.” kata Kerry.
Pesawat MH17 jenis Boeing 777 jatuh di kota Donetsk, kawasan Ukraina timur yang dikuasai para separatis pro-Rusia pada Kamis, 17 Juli lalu. Sejumlah 298 orang yang berada di dalamnya tewas termasuk awak pesawat akibat tragedi itu.
Pejabat-pejabat Amerika Serikat meyakini pesawat itu ditembak jatuh sebuah rudal dari darat ke udara. Pihak militer Ukraina menuding separatis pro-Rusia berada di balik peristiwa itu. (the guardian)
Editor: Antonius Eko