KBR - Pemerintah Mandalay, Myanmar memberlakukan jam malam. Pemerintah melarang warganya berkumpul lebih dari lima orang pada pukul 9 malam sampai pukul 5 pagi. Larangan tersebut diberlakukan akibat kerusuhan yang menewaskan 2 orang, Selasa (2/7) lalu.
Kerusuhan bermula dari rumor SARA yang beredar di sosial media bahwa seorang perempuan Buddhis diperkosa seorang pria berlatar belakang muslim. Rumor yang beredar tersebut menyebabkan 300 warga Buddhis, termasuk 30 orang biksu merampok toko-toko dan merusak fasilitas umum.
Polisi pun segera membentuk barikade dan menembakkan peluru ke arah para penyerang. Polisi tidak dapat menghentikan massa yang terus melempar kendaraan dan rumah warga. Dua orang tewas dalam kerusuhan itu.
Mandalay memiliki 200.000 warga Muslim. Muslim merupakan kelompok minoritas di Myanmar. Sementara mayoritas warga Myanmar beragama Buddha.
Kerusuhan yang sama pernah terjadi di Mandalay pada tahun 1997, yang menyebabkan pemerintahan Junta Militer waktu juga memberlakukan jam malam. Bentrok antar dua kelompok ini telah menewaskan 250 orang dan menyebabkan 150.000 orang kehilangan rumah mereka sejak kerusuhan pada Juni 2012 lalu.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Isu SARA, Mandalay Berlakukan Jam Malam
KBR - Pemerintah Mandalay, Myanmar memberlakukan jam malam. Pemerintah melarang warganya berkumpul lebih dari lima orang pada pukul 9 malam sampai pukul 5 pagi. Larangan tersebut diberlakukan akibat kerusuhan yang menewaskan 2 orang, Selasa (2/7) lalu.

INTERNASIONAL
Jumat, 04 Jul 2014 11:23 WIB


SARA, toleransi, burma, myanmar
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai