KBR - Komandan militer Hamas membantah kabar bahwa militan Palestina siap melakukan gencatan senjata dengan Israel untuk mengakhiri konflik di Gaza. Komandan sayap militer Hamas, Mohammad Deif mengatakan, justru pasukan milisi Hamas berhasrat untuk mati.
“Kami tidak menerima syarat apa pun untuk memenuhi gencatan senjata. Tidak akan ada gencatan senjata tanpa penghentian agresi dan pengepungan,” kata Mohammad Deif kepada kantor berita Associated Press.
Kata-kata Deif ini muncul bersamaan dengan video Hamas yang menampilkan militan Palestina menggunakan terowongan untuk menyerang pasukan Israel. Angkatan Bersenjata Isreal (IDF) bersikeras menutup terowongan itu melalui operasi militer Operation Protective Edge begitu gencatan senjata tercapai.
Penolakan gencatan senjata dari Hamas merupakan reaksi atas serangan bom Israel pada Selasa (29/7) yang melumpuhkan pembangkit listrik utama dan satu-satunya milik Gaza. Pemerintah Palestina mengatakan, tembakan tank Israel telah merusak tangki bahan bakar. Manajer pembangkit listrik Gaza memprediksi fasilitas tersebut akan berhenti mengalirkan pasokan listrik ke perbatasan Gaza selama setahun.
Berdasarkan keterangan Otoritas Palestina, lebih dari 100 orang tewas akibat serangan Israel pada Selasa (29/7) tersebut. Diantaranya, terdapat tujuh keluarga yang seluruh anggotanya tewas. Ini menambah jumlah korban tewas Palestina sejak 8 Juli lalu yaitu mencapai 1200 orang.
Di sisi Israel, sebanyak 53 pasukan tewas. Selain itu, terdapat tiga warga sipil Israel dan seorang pekerja asal Thailand yang juga meninggal akibat konflik ini. (bbc)
Editor: Antonius Eko