Bagikan:

Belasan Orang Tewas Akibat Serangan Kelompok Berpisau di Xinjiang

Dua belas orang tewas dan terluka akibat serangan di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur, Tiongkok pada Senin (28/7).

INTERNASIONAL

Rabu, 30 Jul 2014 11:30 WIB

Author

Yuriantin

Belasan Orang Tewas Akibat Serangan Kelompok Berpisau di Xinjiang

serangan pisau, xinjiang, tiongkok

KBR– Dua belas orang tewas dan terluka akibat serangan di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur, Tiongkok pada Senin (28/7). 


Kantor Berita Xinhua menyatakan penyerangan dilakukan sebuah kelompok menggunakan pisau dan kapak untuk menyerang warga sipil. Kelompok tersebut juga menyerang kantor polisi, kantor pemerintahan, dan merusak beberapa kendaraan.


Akibat penyerangan tersebut, polisi menembak puluhan orang. Penyerangan dilakukan di dua kota yang berbeda di daerah Xinjiang. Menurut polisi setempat, kelompok pertama menyerang kantor polisi dan kantor pemerintahan di Kota Elixku di wilayah Shache, Xinjiang. Setelah itu, sebagian dari kelompok tersebut bergerak ke Kota Huangdi dan menyerang warga sipil serta merusak 31 mobil, enam diantaranya dibakar. 


Investigasi awal menyatakan penyerangan tersebut diduga telah direncanakan. Korban penyerangan tersebut adalah warga Uighur dan etnis Han yang merupakan etnis mayoritas di Tiongkok.


Menurut kelompok Hak Asasi Manusia (HAM), penyerangan tersebut adalah bentuk diskriminasi terhadap warga Uighur. Greg Fay, perwakilan dari salah satu kelompok HAM yang berasal dari Washington, menyatakan mengalami kesulitan untuk mengonfirmasi insiden tersebut. Pasalnya, media Tiongkok sangat mengawasi berbagai pemberitaan dari daerah tersebut. 


“Kebijakan untuk menembak para penyerang  masih saja tetap diterapkan di tengah kampanye anti teroris seperti sekarang,” katanya.


Pada Desember lalu di daerah Shache, sebuah kantor polisi diserang dan beberapa mobil polisi dibakar. Delapan orang meninggal akibat penyerangan tersebut.


Menurut Amnesti Internasional, warga Uighur mengalami diskriminasi dalam bidang pekerjaan, kesempatan memperoleh pekerjaan dan tempat tinggal, termasuk pembatasan kebebasan beragama dan partisipasi politik. (cnn) 


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending